Tautan-tautan Akses

Trump Perintahkan Program Ujicoba untuk Lebih Banyak Lagi Drone


Anggota AU AS memandu pesawat nirawak milik AU AS, MQ-9 Reaper, saat meluncur menuju landas pacu di Pangkalan Udara Kandahar, Afghanistan, 9 maret 2016 (foto: REUTERS/Josh Smith/Foto Arsip)
Anggota AU AS memandu pesawat nirawak milik AU AS, MQ-9 Reaper, saat meluncur menuju landas pacu di Pangkalan Udara Kandahar, Afghanistan, 9 maret 2016 (foto: REUTERS/Josh Smith/Foto Arsip)

Presiden AS, Donald Trump, hari Rabu memerintahkan Departemen Transportasi untuk meluncurkan program uji coba untuk meningkatkan jumlah drone untuk tujuan komersial dan sipil.

“Program ini akan membantu menanggulangi tantangan yang paling signifikan dalam mengintegrasikan drone ke dalam wilayah udara nasional seraya menekan risiko yang timbul terhadap keamanan dan keselamatan publik,” ujar departemen tersebut.

Di bawah program ini, drone akan diuji terbang saat malam hari, terbang di atas warga untuk uji coba keselamatan, terbang di luar jarak pandang operator dan mengirimkan paket. Departemen tersebut juga akan menguji coba teknologi yang dapat mencegah tabrakan dengan pesawat lainnya.

“Drone terbukti berharga khususnya dalam situasi-situasi darurat, termasuk mengkaji kerusakan yang timbul akibat bencana alam seperti yang ditimbulkan topan baru-baru ini dan kebakaran hutan di California,” ujar Menteri Transportasi, Elaine Chao.

Saat ini masih merupakan sesuatu yang baru

Saat ini, drone pada umumnya di AS masih merupakan sesuatu yang baru. Para pejabat kedirgantaraan federal mengatakan, ada kurang lebih 1 juta drone yang terdaftar di AS. Kebanyakan dimiliki oleh mereka yang menerbangkannya sebagi hobby.

Ukuran mereka kecil dan relatif tidak mahal dan dapat dimodifikasi untuk mengirim paket-paket berukuran kecil dan bahkan pizza.

Namun minimnya aturan dan peraturan keselamatan federal maupun daerah telah membatasi penggunaan komersial secara luas.

Selain itu juga ada keprihatinan yang tidak dapat ditutupi bahwa drone dapat dimanfaatkan oleh para teroris.

Alat untuk teroris?

Direktur FBI, Christopher Wray, baru-baru ini menyatakan pada panel Senat AS, “Kami mengantisipasi kondisi ini cepat atau lambat akan timbul.” Ia mengatakan drone “lumayan mudah untuk diperoleh, mudah dioperasikan, dan sulit untuk dicegah dan dipantau.”

Sebuah drone yang diterbangkan oleh seorang penggemar perangkat ini secara tidak sengaja jatuh di halaman Gedung Putih pada tahun 2015.

Berbarengan dengan program uji coba yang diumumkan pada hari Rabu, pemerintahan Trump ingin memperkuat kekuasaan polisi untuk melacak drone dan menembaknya jatuh apabila drone dianggap menjadi ancaman. [ww]

XS
SM
MD
LG