Tautan-tautan Akses

Trump Perburuk Kontroversi Anti-Yahudi di DPR


Anggota DPR AS dari negara bagian Minnesota, Ilhan Omar (foto: dok).
Anggota DPR AS dari negara bagian Minnesota, Ilhan Omar (foto: dok).

Presiden Amerika Donald Trump hari Jumat (8/3) menyebut pemungutan suara yang dilakukan DPR untuk meloloskan resolusi anti-fanatisme sebagai hal yang “memalukan” karena tidak cukup untuk mengutuk pernyataan-pernyataan anti-Yahudi.

Untuk kedua kalinya dalam beberapa bulan ini, DPR Amerika Kamis malam (7/3) mengutuk pernyataan bernada kebencian dalam bentuk apapun, upaya Partai Demokrat untuk menyudahi kontroversi terkait pernyataan salah seorang anggotanya yang oleh banyak kalangan dinilai sebagai anti-Yahudi.

Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih, kontroversi itu menunjukkan “Partai Demokrat telah menjadi partai anti-Israel. Mereka (Partai Demokrat.red) telah menjadi partai anti-Yahudi, dan ini sangat buruk.”

DPR menyetujui resolusi tersebut lewat pemungutan suara dengan hasil 402 banding 23. Meskipun tidak menyebut nama anggota Kongres yang baru, yang merupakan wakil faksi Demokrat dari negara bagian Minnesota, Ilhan Omar, pemungutan suara itu dimaksudkan sebagai teguran terhadap pernyataan yang disampaikannya dalam sebuah acara di Washington DC minggu lalu, di mana ia mengatakan, “Saya ingin berbicara tentang pengaruh politik di negara ini, yang mengatakan OK untuk mendorong kesetiaan pada negara asing.”

Pernyataan Ilhan Omar bahwa anggota-anggota Kongres yang Yahudi atau pro-Israel memiliki kesetiaan ganda pada Amerika dan Israel disampaikan setelah pernyataan sebelumnya awal tahun ini, dimana ia mencuit kiasan tentang Yahudi dan uang, ketika membahas pengaruh American-Israel Public Affairs Committee AIPAC, suatu kelompok lobby yang sangat berpengaruh, atas keputusan kebijakan Kongres tentang Israel.

Dalam kampanyenya tahun lalu untuk menjadi salah satu dari dua perempuan Muslim Amerika pertama yang dipilih menjadi anggota Kongres, Ilhan Omar juga telah minta maaf atas implikasi anti-Yahudi pada sejumlah pernyataan dan cuitannya di Twitter.

Resolusi itu secara khusus mengutuk pidato atau pernyataan anti-Yahudi untuk menanggapi cuitan Ilhan Omar tentang AIPAC dan pengaruh uang dalam memajukan kebijakan-kebijakan pro-Israel di Kongres yang diloloskan DPR bulan lalu.

Pernyataan-pernyataan Ilhan Omar juga mengungkap perpecahan yang dalam di kaukus Partai Demokrat dalam hal agama, ras dan usia; yang telah menimbulkan rasa frustasi pada upaya-upaya Ketua DPR Nancy Pelosi untuk memajukan agenda politik Partai Demokrat.

Pernyataan Ilhan Omar juga menyorot pertikaian antar-generasi antara pemimpin-pemimpin Partai Demokrat yang lebih mapan dan anggota-anggota baru seperti Ilhan Omar dari Minnesota, Rashida Tlaib dari Michigan dan Alexandria Ocasio-Cortez dari New York.

Para pendatang baru itu tidak ragu-ragu memulai perdebatan sengit tentang segala hal, mulai dari perubahan iklim hingga upaya memakzulkan Presiden Donald Trump. Umumnya anggota yang baru di Kongres diharapkan tidak menarik perhatian publik pada bulan-bulan pertama mereka. Namun di era siklus berita instan yang dibawa oleh media sosial, keberanian berbicara secara terbuka yang dilakukan Ilhan Omar dan lainnya mendapat perhatian yang luar biasa besar di panggung politik.

“Saya tidak yakin ia (Ilhan Omar.red) memahami dampak kata-kata itu,” ujar Ketua DPR Nancy Pelosi kepada wartawan hari Kamis (7/3). “Saya yakin kata-kata itu tidak didasarkan pada sikap anti-Yahudi.” (em)

XS
SM
MD
LG