Menyatakan "aksi teror domestik" dilakukan demonstran yang kasar, Presiden Amerika Donald Trump, Senin (1/6) malam, berjanji akan mengakhiri "kerusuhan dan pelanggaran hukum yang telah menyebar ke seluruh negara kita."
Trump mengatakan ia "memobilisasi semua sumber daya federal, sipil dan militer, untuk menghentikan kerusuhan dan penjarahan, mengakhiri pengrusakan dan pembakaran, dan melindungi hak-hak orang Amerika yang taat hukum, termasuk hak Amandemen Kedua kalian."
Tepat sebelum presiden berbicara, wartawan yang menunggu sambutannya di halaman Gedung Putih bisa mendengar ledakan keras tembakan gas air mata di sekitar Taman Lafayette, tempat polisi anti huru-hara mendorong demonstran yang melancarkan aksi damai. Peluru karet juga ditembakkan, dan polisi berkuda dikerahkan untuk membantu membersihkan daerah itu.
Aksi itu dilakukan kurang dari setengah jam sebelum pukul 19.00, saat jam malam mulai berlaku untuk Washington.
Tindakan itu membersihkan jalan, tetapi tidak berhasil menghalau bau gas air mata di sekitar Gereja St John, yang berjarak satu blok di utara Gedung Putih. Sebelumnya, di tempat yang sama Trump berjalan hanya beberapa menit setelah jam malam berlaku.
Gereja Episkopal yang bersejarah itu mengalami kerusakan kecil pada Minggu (31/5) malam ketika kebakaran kecil terjadi di ruang bawah tanah.
Di depan gereja yang ditutupi triplek itu, Trump menunjukkan Alkitab, menyebut Amerika sebagai "negara terhebat di dunia," dan mengatakan, "kita akan menjaganya tetap aman." Kemudian ia berjalan kembali ke Gedung Putih yang dijaga ketat.[ka/pp]