Tautan-tautan Akses

Trump Hadapi Perpecahan Politik Parah


Presiden AS terpilih Donald Trump berbicara dalam jamuan makan malam pelantikan presiden di Washington (17/1). (AP/Evan Vucci)
Presiden AS terpilih Donald Trump berbicara dalam jamuan makan malam pelantikan presiden di Washington (17/1). (AP/Evan Vucci)

Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa 53 persen responden berpendapat Trump akan semakin memecah belah negara dibandingkan mempersatukannya

Baik pendukungnya maupun demonstran bersiap-siap untuk inaugurasi Donald Trump pada 20 Januari di depan Gedung Capitol, Washington.

Trump akan diambil sumpahnya pada tengah hari Jumat dan berjanji untuk bertindak cepat guna melaksanakan agenda eksekutif dan legislatifnya yang bertujuan mengubah Washington. Tetapi Trump juga dihadapkan pada perpecahan politik yang parah di Amerika, serta yang sudah berlangsung jauh sebelum kemenangannya pada November lalu.

Perpecahan itu tercermin dalam angka jajak pendapat terbaru. Sebuah survei oleh Marist College menemukan bahwa 53 persen dari responden berpendapat Trump akan semakin memecah belah negara dibandingkan mempersatukannya, 43 persen mengatakan dia akan mempersatukan negara, sementara 4 persen tidak pasti.

Pakar dari University of Virginia, Larry Sabato, mencatat bahwa pemilih tetap terpecah seperti waktu pemilihan November. Meskipun Trump memenangkan suara di Electoral College, dia kalah dalam penghitungan suara populer dari Hillary Clinton dengan selisih tiga juta suara.

“Pada intinya, dia tetap berada pada tingkat 46 persen seperti pada hari pemilihan sementara presiden-presiden terpilih lain biasanya naik popularitasnya pada saat-saat menjelang pelantikan,” kata Sabato. [jm]

XS
SM
MD
LG