Tautan-tautan Akses

Trump Bilang Bisa Ringankan Sanksi Jika Iran Ingin Berunding


Presiden AS Donald Trump menunjukkan dokumen rencana AS untuk mundur dari perjanjian nuklir dengan Iran di Gedung Putih, Washington, 8 Mei 2018.
Presiden AS Donald Trump menunjukkan dokumen rencana AS untuk mundur dari perjanjian nuklir dengan Iran di Gedung Putih, Washington, 8 Mei 2018.

Presiden AS Donald Trump sekali lagi mengiming-imingi kemungkinan pelonggaran sanksi AS terhadap Iran jika Presiden Hassan Rouhani bersedia berunding.

"Kita lihat saja nanti," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Rabu (11/9). Ia mengatakan Iran menginginkan kesepakatan karena "Iran mengalami kesulitan keuangan luar biasa dan sanksi semakin berat."

Trump menambahkan AS tidak menginginkan perubahan rezim di Iran dan mengatakan negara itu punya "potensi luar biasa."

Trump berbicara dua hari setelah memecat Penasihat Keamanan Nasional John Bolton, yang menentang setiap pembicaraan antara AS dan Iran.

Presiden Iran Rouhani sudah menolak bertemu dengan Trump selama selama sanksi diterapkan. Rabu (11/9), Rouhani mengatakan pembicaraan seperti itu "tidak akan berarti."

"Amerika harus memahami bahwa sikap pilih-pilih dan mengancam perang tidak menguntungkan mereka. Keduanya harus ditinggalkan," katanya.

Trump menarik Amerika keluar dari perjanjian nuklir internasional 2015 dengan Iran tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi yang dicabut berdasarkan perjanjian itu.

Iran mulai mundur dari bagian-bagian perjanjian itu dan mengancam akan meningkatkan pengayaan uraniumnya kecuali para penandatangan lainnya membantu ekonominya yang terpukul.

Trump sebelumnya mengatakan ingin merundingkan kembali kesepakatan nuklir jika Iran bisa "melupakan" pengayaan uranium itu.

"Kita tidak bisa membiarkan Iran memiliki senjata nuklir dan mereka tidak akan pernah memiliki senjata nuklir," katanya.

Iran berkeras program nuklirnya hanya untuk keperluan energi sipil. [my/pp]

XS
SM
MD
LG