Petahana Presiden Donald Trump kembali berkampanye minggu ini setelah didiagnosis positif menderita Covid-19 dan setelah tim dokternya memastikan bahwa ia sudah tidak menularkan virus itu kepada orang lain. Tinggal tiga minggu menjelang hari pemilihan presiden, Trump dan calon presiden Partai Demokrat Joe Biden, berkampanye di sejumlah negara bagian untuk memberi semangat kepada para pendukung masing-masing.
Dari Florida ke Ohio, para pendukung mengikuti kampanye politik kedua calon presiden masing-masing, tiga minggu menjelang hari pemilihan presiden. Di salah satu negara bagian utama, Florida, mereka yang ingin mengikuti kampanye Presiden Trump harus diperiksa suhu tubuhnya terlebih dahulu. Ini merupakan kampanye pertama Trump sejak ia didiagnosis terjangkit Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
“Sungguh luar biasa dapat kembali ke Florida untuk memulai kembali secara resmi kampanye saya,” ujar Trump.
Lewat tindakan dan kata-kata, Trump menunjukkan pemulihannya dari Covid-19. “Kini mereka mengatakan saya memiliki kekebalan. Saya dapat merasakannya, saya merasa sangat kuat. Saya dapat berjalan ke arah Anda. Saya dapat mencium semua orang dalam kampanye ini.”
Dalam dunia sains belum jelas benar soal kekebalan terhadap Covid-19, tetapi dalam acara yang cukup berbeda di Ohio, calon presiden Partai Demokrat Joe Biden mengecam cara Trump menangani penyakitnya.
“Sejak didiagnosis positif mengidap Covid-19, ia bersikap ceroboh, dan sikapnya tidak beralasan. Semakin lama ia menjadi presiden, ia semakin ceroboh,” ejek Biden.
Pakar politik di Universitas Stanford, Bruce Cain, mengatakan Trump mungkin berupaya memproyeksikan kekuatan dalam tanggapannya itu. “Saya tidak yakin dengan cara lain untuk melihat hal itu. Maksud saya, tentu saja jika ia tampak rentan, lemah dan sakit maka hal ini akan berdampak buruk baginya.”
Tetapi perawatan kesehatan Trump dan upaya pemulihannya juga dapat menjadi bumerang, tambah Cain.
“Reaksinya terhadap Covid-19 dan sebagian pernyataan yang disampaikannya tentang Covid-19, kekebalannya dan kerentanannya tidak sesuai bagi pemilih yang berusia lebih tua. Dan Florida merupakan negara bagian yang banyak dihuni oleh para pensiunan, orang-orang yang tidak saja rentan dan mudah jatuh sakit, tetapi juga berpotensi meninggal karena Covid-19,” ujar Cain.
Meskipun Trump memenangkan Florida dalam pemilu presiden tahun 2016, ia masih harus bekerja keras pada tahun 2020 ini. Jajak pendapat terbaru menunjukkan Biden unggul tipis atas Trump di Florida, negara bagian penting bagi kedua kandidat.
“Apa yang diupayakan Trump agar orang datang ke kampanyenya dan memberi semangat agar mereka memberikan suara, karena jika ia dapat meraih suara pemilih laki-laki kulit putih dalam jumlah besar, maka itu dapat mengimbangi kurangnya suara pemilih perempuan dan pemilih yang berusia lebih sepuh. Sementara tekanan utama tim kampanye Biden adalah memastikan tidak terulangnya kesalahan yang dilakukan Hillary sebelumnya,” tambah Bruce Cain.
Kelompok pemilih Amerika Latin, yang diproyeksikan sebagai kelompok etnis minoritas terbesar dalam pemilihan presiden, akan menjadi faktor dalam pemilu ini. Beberapa jajak pendapat menunjukkan mereka mendukung Biden, dengan perkiraan dua banding satu, atas Trump. Meskipun demikian Trump memiliki dukungan suara lebih kuat dari kelompok Amerika keturunan Kuba, yang merupakan kelompok pemilih utama di Florida. Isu yang masih menjadi fokus perhatian utama dibanding isu-isu lain, ujar Cain, adalah Covid-19; dan warga Amerika akan memberikan suara mereka untuk menunjukkan siapa yang mereka inginkan sebagai pemimpin negara untuk melawan penyakit tersebut. [em/lt]