Presiden Donald Trump menikmati keberhasilan kebijakan luar negerinya yang paling mencolok, yakni kepulangan tiga warga AS yang telah lama ditahan di Korea Utara. Trump berharap terobosan terkait hubungan dengan Korea Utara bisa membantunya mendongkrak tingkat dukungan publik di dalam negeri terhadap kinerjanya yang tergolong rendah. Jajak-jajak pendapat menunjukkan, tingkat dukungan terhadap Trump dalam beberapa pekan terakhir sebetulnya sedikit mengalami peningkatan.
Presiden Trump menyambut langsung kepulangan tiga warga Amerika yang dibebaskan oleh Korea Utara. Peristiwa yang berlangsung Kamis dini hari itu dibuat sedemikian rupa sehingga layak untuk pertunjukkan televisi yang diharapkan bisa memperbaiki posisi politiknya di dalam negeri.
“Sangat penting bagi kita semua untuk bisa membebaskan ketiga orang hebat ini,” kata Trump.
Trump telah lama mengeluh bahwa perannya kurang dihargai terkait ekonomi AS yang kuat.
Ia sering mengecam media yang menurutnya sangat terfokus pada penyelidikan oleh penyidik khusus Robert Mueller mengenai tuduhan adanya campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden tahun 2016.
“Kita membukukan tingkat pengangguran yang terendah yang pernah dicapai. Tapi, apa yang kita semua dengar adalah penyelidikan mengada-ada mengenai Rusia. Itu yang semua kita dengar,” kata Trump.
Trump memenuhi janji kampanyenya yang lain pekan ini. Ia menarik AS mundur dari kesepakatan nuklir Iran, sebuah langkah yang mengundang kecaman para tokoh Partai Demokrat seperti Senator Ben Cardin.
“Mundur dari kesepakatan nuklir itu akan mengisolasi Amerika, dan saya kira justru membantu Iran. Keputusan tersebut bertentangan dengan tujuan kita, yakni memiliki akses untuk mengontrol kegiatan Iran,” kata Cardin.
Menurut John Fortier, analis dari lembaga penelitian bipartisan Policy Center, jajak-jajak pendapat menunjukkan, tingkat dukungan masyarakat AS terhadap kinerja Trump mengalami sedikit peningkatan dalam beberapa pekan terakhir, namun Trump masih dipandang sebagai tokoh yang menyebabkan perpecahan.
“Saya kira, bagi kedua pihak, yakni mereka yang menyukai Donald Trump dan mereka yang tidak menyukai Donald Trump, sikap mereka mengeras. Sungguh menarik untuk mencermati bahwa tingkat dukungan publik terhadap Trump tidak berubah secara dramatis padahal banyak hal telah terjadi,” jelasnya.
Henry Olsen, analis dari lembaga penelitian Ethics & Public Policy Center, mengatakan, sejak awal kepresidenannya, Trump menghabiskan banyak waktu untuk meyakinkan para pendukung utamanya bahwa ia berusaha memenuhi janji kampanyenya.
“Semakin Anda memihak Partai Republik, semakin besar kemungkinan Anda mendukung Trump dan semakin besar kemungkinan Anda menganggap Partai Demokrat sebagai ancaman bagi Amerika. Sewaktu Anda merasakan itu, Anda akan mengambil langkah apapun untuk memerangi ancaman itu.”
Bill Galston dari Brookings Institution berpendapat, meski tingkat dukungan terhadap Trump menunjukkan sedikit peningkatan dalam jajak-jajak pendapat, Trump masih merupakan kekuatan yang memotivasi orang-orang Demokrat yang menentangnya.
“Tingkat dukungan publik terhadap kinerja Trump masih tergolong rendah untuk masa jabatan pertama presiden, dan ada petunjuk-petunjuk yang mengisyaratkan bahwa kubu Demokrat pada tingkat akar rumput sangat tergerak. Tingkat kehadiran mereka pada berbagai pemilihan mencapai rekor baru, dan banyak di antara mereka mencalonkan diri untuk jabatan pemerintahan,” kata Bill Galston.
Trump berharap fokus rakyat Amerika tercurah pada ekonomi di dalam negeri dan Korea Utara, bukan terhadap penyelidikan campur tangan Rusia, masalah hukum yang dihadapi pengacara pribadinya Michael Cohen, dan pertikaian hukum menyangkut dugaan perselingkuhannya dengan bintang porno Stormy Daniels. [ab/lt]