Presiden AS Donald Trump mengutarakan tuduhannya yang acapkali dilancarkannya – Fake News – guna membantah laporan bahwa dirinya memberikan janji kepada seorang pemimpin asing yang memicu pejabat intelijen Amerika untuk mengajukan pengaduan atau yang disebut “whistleblower complaint.”
“Apa masih ada orang bodoh yang percaya bahwa saya akan mengatakan sesuatu yang tidak pantas dengan seorang pemimpin asing selagi melakukan pembicaraan telepon yang banyak didengar. Saya hanya akan melakukan apa yang tepat, dan untuk kebaikan USA!,” demikian bunyi cuitan Trump hari Kamis (19/9).
Trump acapkali menuduh masyarakat intelijen Amerika sebagai bagian dari “Deep State” atau oposisi dalam tubuh pemerintah, dan katanya dia tahu setiap kali melakukan pembicaraan telepon dengan pemimpin asing, banyak orang dari berbagai badan AS ikut mendengarkan, belum lagi dari negara lain itu sendiri.”
Komentar Trump itu datang sementara komite intelijen DPR AS melakukan sesi tertutup dengan Michael Atkinson, inspektur jenderal dari Badan Nasional Intelijen Amerika.
Para anggota komite intelijen DPR AS berharap bisa tahu lebih banyak rincian tentang pengaduan itu yang memicu sebuah perseteruan hukum antara DPR dan pemerintahan Trump.
Atkinson mengatakan kepada DPR hari Kamis bahwa dia tidak bisa mengonfirmasi atau membantah tentang isi pengaduan itu, termasuk apakah Presiden Trump terlibat. Demikian laporan dari harian New York Times.
Kesaksian Atkinson datang menyusul laporan harian Washington Post, pengaduan itu melibatkan komunikasi antara Trump dan seorang pemimpin asing. (jm/ii)