Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Selasa (3/3), berbicara melalui telepon dengan pemimpin tinggiTalibantentang perjanjian perdamaian penting yang ditandatangani kedua pihak baru-baru ini di Qatar.
Kesepakatan itu bertujuan mengakhiri perang yang berlangsung hampir 19 tahun di Afghanistan. Ini adalah perang terlama Amerika.
Ringkasan percakapan yang dirilis Taliban menegaskan,dalam pembicaraan telepon selama 35 menit itu, Wakil Kepala Mullah Abdul Ghani Baradar meyakinkan Trump bahwa kelompok pemberontak akan berupaya mencapai "hubungan bilateral masa depan yang positif" dengan AS setelah semua pasukan dan koalisi AS menarik diri dari negara itu. Hal ini sesuai dengan perjanjian yang mereka tandatangani pada Sabtu (29/2).
Trump kemudian mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih, "percakapan yang sangat baik" dengan pemimpin Taliban. Baradar bermarkas di Doha, ibu kota Qatar, tempat ia menandatangani perjanjian bersejarah itu dengan Kepala Perunding AS, Zalmay Khalilzad, pada minggu lalu.
"Hubungan sangat baik yang saya miliki dengan para mullah. Anda tahu, mereka ingin menghentikan kekerasan," kata Trump. Dia menjadi Presiden Amerika pertama yang melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Taliban.
Kontak yang jarang terjadi itu berlangsung dua hari setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengadakan pertukaran tahanan dengan kelompok pemberontak, unsur utama dari perjanjian ASdengan Taliban. [ps/ft]