Presiden AS Donald Trump, Sabtu (4/4) mengatakan ia akan mengenakan tarif pada impor minyak mentah untuk "melindungi" pekerja di sektor energi AS sebagai imbas dari jatuhnya harga minyak. Kondisi harga minyak semakin diperburuk oleh perang antara Rusia dan Arab Saudi.
"Jika saya harus melakukan tarif pada minyak yang datang dari luar atau jika saya harus melakukan sesuatu untuk melindungi ... puluhan ribu pekerja energi kami dan perusahaan besar kami yang menghasilkan semua pekerjaan ini, saya akan melakukan apa pun yang harus saya lakukan," kata Trump kepada wartawan, Sabtu (4/4).
“Jika saya harus menerapkan tarif pada minyak yang datang dari luar atau jika saya harus melakukan sesuatu untuk melindungi ... puluhan ribu pekerja energi dan perusahaan besar kita yang menghasilkan semua pekerjaan ini, saya akan melakukan apa pun yang harus saya lakukan," kata Trump, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Harga minyak jatuh akibat turunnya permintaan sebagai imbas dari pandemi corona. Sementara produsen minyak utama, yaitu Rusia dan Arab Saudi, malah meningkatkan produksi sebagai bagian dari perang atas pangsa pasar.
Tak ayal, harga minyak mentah pun anjlok hampir 70% sepanjang kuartal I-2020 lalu. Namun, pekan lalu harga minyak terdongkrak ketika Trump mengumumkan akan melakukan intervensi agar Rusia dan Arab Saudi kembali berdiskusi supaya harga minyak kembali membaik.
Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi produsen minyak terbesar di dunia. Ketika harga minyak turun, banyak perusahaan energi AS yang diperkirakan akan bangkrut dan para pekerja menghadapi risiko PHK.
Dua kelompok industri utama, American Petroleum Institute dan American Fuel and Petrochemical Manufacturers, mengatakan kepada Trump dalam sebuah surat pada hari Rabu (2/4) bahwa tarif impor minyak akan membahayakan bisnis kilang domestik. Beberapa kilang minyak AS masih bergantung pada pasokan minyak mentah dari luar negeri.
Amerika Serikat mengimpor lebih dari 1 juta barel minyak per hari dari Rusia dan Arab Saudi pada tahun 2019.
Trump menegaskan Arab Saudi telah mengatakan kepadanya, mereka dan Rusia sepakat untuk bersama-sama mengurangi volume produksi sebesar 10 juta barel per hari atau bahkan lebih. [ah]