Tautan-tautan Akses

Trump akan Lakukan Kunjungan ke Inggris 12 Juli


Presiden AS Donald Trump (kanan) bertemu PM Inggris Theresa May di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, 25 Januari 2018 lalu.
Presiden AS Donald Trump (kanan) bertemu PM Inggris Theresa May di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, 25 Januari 2018 lalu.

Donald Trump akan tiba di Inggris pada tanggal 12 Juli dalam kunjungan pertamanya sebagai presiden Amerika ke salah satu sekutu tertua Amerika, meskipun kunjungan ini direncanakan bukan merupakan kunjungan kenegaraan.

Seperti dilaporkan oleh koresponden VOA Henry Ridgwell dari London, kekuatan apa yang disebut “hubungan khusus” itu telah diuji dalam beberapa bulan terakhir – dan ribuan orang berencana untuk turun ke jalan untuk berdemonstrasi menentang kunjungan tersebut.

Suhu politik di Inggris yang sudah hangat kini semakin meninggi. Kunjungan Donald Trump yang akan datang telah membangkitkan semangat mereka yang menentang pandangan-pandangan presiden Amerika itu tentang isu-isu seperti imigrasi dan perubahan iklim.

Seorang warga London, Terry, memberikan komentarnya, “Saya akan turun ke jalan untuk melakukan aksi protes. Saya sebenarnya bukan tipe orang yang suka demonstrasi, tetapi saya rasa bahwa dia seharusnya tidak disambut.”

Sementara itu, Cameron Smith, penduduk London lainnya berpendapat, “Saya tidak terlalu setuju dengan banyak hal yang dilakukannya, tetapi pada saat yang sama saya kira dia berhasil dengan baik untuk Amerika. Jadi, saya pikir dia perlu datang sebagai sekutu.”

Warga lain, Chris Antoine, menambahkan, “Akan baik baginya untuk melihat reaksi masyarakat di sini."

Serangkaian protes direncanakan akan diselenggarakan di London, meskipun protes-protes itu akan dijauhkan dari Presiden Trump.

David Sergeant, dari Bow Group Conservative Institute, lembaga penelitian kebijakan konservatif memberikan pendapatnya, “Kami tidak ingin minoritas kecil tetapi vokal dan cukup agresif ini digambarkan sebagai populasi Inggris yang lebih luas.”

Presiden Trump dan Perdana Menteri Inggris Theresa May memulai awal yang baik di Gedung Putih pada tahun 2017, tetapi hubungan Inggris-Amerika yang disebut sebagai “hubungan khusus” itu kini sedang diuji.

Leslie Vinjamuri dari Chatham House, lembaga nirlaba penelitian kebijakan luar negeri yang berbasis di London menyampaikan pendapatnya, “(Tindakan Trump) meneruskan cuitan video sayap kanan itu menuai badai percakapan di parlemen dan protes di jalanan, dan dia datang ke sini tepat setelah memberlakukan tarif terhadap Eropa, setelah keluar dari kesepakatan Iran, dan yang terakhir, liputan pers yang sangat buruk mengenai kebijakannya memisahkan keluarga-keluarga imigran ilegal, para orang tua dari anak-anak mereka.”

Kunjungan Donald Trump ini dilakukan pada saat yang kritis bagi Inggris karena meninggalkan Uni Eropa. Pemerintah Inggris melihat hubungan ekonomi dan keamanan yang kuat dengan Amerika Serikat sangat penting bagi masa depan yang sukses di luar Uni Eropa.

Pertemuan puncak NATO di Brussels akan mendahului kunjungan Trump di London, dan setelah itu, dia dijadwalkan terbang ke Helsinki untuk bertemu dengan presiden Rusia, Vladimir Putin, pada tanggal 16 Juli. [lt/ab]

XS
SM
MD
LG