Citra satelit yang dirilis oleh Maxar Technologies pada Senin (16/12) menunjukkan lokasi di wilayah kepulauan Mayotte, Prancis, sebelum dan sesudah dihantam Topan Chido.
Prancis menggunakan kapal dan pesawat militer untuk segera mengirim tim penyelamat dan pasokan bantuan ke Mayotte pada Senin, setelah wilayah kepulauan di lepas Pantai Afrika itu dilanda topan terburuk dalam hampir satu abad.
Pihak berwenang khawatir ratusan dan bahkan ribuan orang tewas dalam bencana itu.
Korban selamat menapaki jalanan yang dipenuhi puing-puing untuk mencari air dan tempat berlindung, setelah Topan Chido menghancurkan seluruh lingkungan tempat tinggal mereka pada hari Sabtu (14/12) ketika topan itu menghantam Mayotte, wilayah Prancis – dan Uni Eropa – yang paling miskin.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dirinya akan mengumumkan masa berkabung nasional dan berencana mengunjungi wilayah itu dalam beberapa hari ke depan setelah “tragedi yang telah mengguncang diri kita masing-masing.”
Di Mamoudzou, ibu kota Mayotte, kehancuran total terjadi – sekolah, rumah sakit, restoran, perkantoran, seluruhnya hancur.
Atap rumah-rumah terlepas, pohon-pohon palem terpotong separuh akibat angin berkecepatan lebih dari 220 kilometer per jam, menurut layanan cuaca Prancis.
“Mayotte benar-benar hancur,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis Bruno Retailleau. Kementeriannya memperkirakan 70% penduduk terdampak parah.
Hingga Senin malam, pihak kementerian telah mengonfirmasi 21 korban tewas di rumah sakit, di mana 45 lainnya dalam kondisi kritis.
Namun, Menteri Kesehatan Prancis Genevieve Darrieussecq memperingatkan bahwa perkiraan yang ada kemungkinan besar sangat jauh di bawah angka sesungguhnya “dibandingkan dengan skala bencana yang terjadi.”
Aliran listrik padam di seantero wilayah kepulauan tersebut, kecuali di ibu kota.
Jaringan telekomunikasi juga terganggu parah, karena sebagian besar antena terputus.
Pihak berwenang khawatir tentang minimnya ketersediaan air minum.
Palang Merah Prancis menggambarkan kehancuran itu “tidak terbayangkan” dan mengatakan bahwa tim penyelamat masih mencari jasad para korban.
Kerusakan yang terjadi, termasuk pada satu-satunya bandara di Mayotte, membuat beberapa area tidak dapat diakses tim tanggap darurat.
Banyak orang mengabaikan peringatan topan 24 jam sebelum badai menerjang, meremehkan kekuatannya.
Chido adalah topan kategori 4, yang terkuat kedua dalam skala tersebut, dan yang terburuk yang pernah menghantam Mayotte sejak tahun 1930-an, kata Prefek Francois-Xavier Bieuville, pejabat tinggi pemerintah Prancis di gugus pulau tersebut, kepada stasiun televisi lokal Mayotte la 1ere. [rd/rs]
Forum