Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Minggu (26/1) mengatakan telah memerintahkan pengenaan tarif, pembatasan visa dan langkah-langkah pembalasan lainnya terhadap Kolombia setelah pemerintah negara itu menolak dua penerbangan yang membawa migran.
Trump mengatakan langkah-langkah itu diperlukan karena keputusan Presiden Kolombia Gustavo Petro “membahayakan” keamanan nasional Amerika Serikat.
“Langkah-langkah ini hanyalah permulaan,” tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social. “Kami tidak akan membiarkan pemerintah Kolombia melanggar kewajiban hukumnya terkait penerimaan dan pemulangan para penjahat yang mereka paksa masuk ke Amerika Serikat.”
Penolakan pesawat yang membawa migran
Sebelumnya Gustavo Petro mengatakan pemerintahnya tidak akan menerima penerbangan yang membawa para migran yang dideportasi dari AS hingga pemerintahan Trump membuat protokol untuk memperlakukan mereka secara “bermartabat”.
Petro membuat pengumuman itu dalam dua unggahan di X, salah satunya adalah sebuah video berita tentang para migran yang dilaporkan dideportasi ke Brazil, sedang berjalan di landasan pacu dengan borgol di tangan dan kaki mereka.
“Seorang migran bukanlah seorang penjahat dan harus diperlakukan dengan martabat yang layak bagi seorang manusia,” kata Petro. “Itulah sebabnya saya mengembalikan pesawat militer AS yang membawa para migran Kolombia.”
Menurut Witness at the Border, suatu kelompok yang melacak data penerbangan, Kolombia menerima 475 penerbangan deportasi dari Amerika Serikat sejak 2020 hingga 2024; berada di urutan kelima di belakang Guatemala, Honduras, Meksiko, dan El Salvador.
Amerika Serikat menerima 124 penerbangan deportasi pada 2024.
Tahun lalu, Kolombia dan negara-negara lain mulai menerima penerbangan deportasi yang didanai AS dari Panama.
Pemerintah AS belum segera menanggapi permintaan komentar dari The Associated Press mengenai pesawat dan protokol yang digunakan dalam deportasi ke Kolombia.
Gustavo Petro, yang merupakan seorang mantan gerilyawan kiri, menambahkan negaranya akan menerima warga Kolombia dengan “pesawat sipil” dan “tanpa perlakuan seperti penjahat.”
Sebagai bagian dari serangkaian tindakan untuk memenuhi janji kampanye Presiden AS Donald Trump untuk menindak imigrasi ilegal, pemerintahnya menggunakan militer yang bertugas aktif untuk membantu mengamankan perbatasan dan melakukan deportasi.
Dua pesawat kargo C-17 Angkatan Udara yang mengangkut para migran yang dipindahkan dari AS mendarat pada Jumat (24/1) pagi di Guatemala. Pada hari yang sama, Honduras menerima dua penerbangan deportasi yang membawa total 193 orang.
Ancaman tarif
Saat mengumumkan apa yang disebutnya sebagai “tindakan pembalasan yang mendesak dan tegas,” Trump menjelaskan ia memerintahkan pengenaan “tarif 25% untuk semua barang yang masuk ke Amerika Serikat,” yang akan dinaikkan menjadi 50% dalam satu pekan. Dia juga mengatakan telah memerintahkan “larangan perjalanan dan pencabutan visa segera” terhadap pejabat pemerintah Kolombia, sekutu dan pendukungnya.
“Semua anggota partai, anggota keluarga, dan pendukung pemerintah Kolombia,” tulis Trump akan dikenakan ”sanksi visa.” Namun Trump tidak menyebutkan pihak mana yang ia maksud atau memberikan rincian tambahan mengenai visa dan pembatasan perjalanan.
Trump menambahkan bahwa semua warga Kolombia akan menghadapi pemeriksaan bea cukai yang lebih ketat. [em/ns/jm]
Forum