Tokoh ultra nasionalis Serbia, Vojislav Seselj membakar bendera-bendera Uni Eropa dan NATO di luar pengadilan di Beograd hari Kamis (10/3), dan berkeras ia tidak akan kembali ke Den Haag untuk mendengar putusan mahkamah kejahatan perang akhir bulan ini.
Seselj, usia 61 tahun yang menderita kanker hati, diizinkan untuk kembali ke Serbia untuk berobat bulan November 2014, sambil menunggu keputusan pengadilan perang dari PBB tentang tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dituduhkan padanya.
Empat bulan setelah Seselj dibebaskan, hakim di Den Haag memerintahkan dia untuk kembali tanggal 31 Maret mendatang guna mendapat vonis, dengan mengatakan, Seselj telah melanggar persyaratan pembebasannya dengan mengatakan kepada pendukungnya, ia tidak akan kembali ke Den Haag.
Seselj dikenai tiga tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk penganiayaan, deportasi, dan pemindahan paksa, serta enam tuduhan lain, termasuk penyiksaan dan pembunuhan dalam perang di Bosnia-Herzegovina, Kroasia, dan daerah Vojvodina Serbia, di tengah runtuhnya Yugoslavia pada tahun 1990-an.
Seselj menyerah pada tahun 2003, dan pengadilannya dilaksanakan tahun 2007 sampai 2012.
Pembangkangan Seselj muncul setelah Pengadilan Tinggi Serbia membatalkan sidang ekstradisinya ke pengadilan Den Haag Kamis, karena alasan prosedural. Seselj kemudian membakar bendera Uni Eropa di luar gedung pengadilan, sebelum membakar bendera NATO. [ps/ii]