Para tokoh Demokrat di Kongres menyerang Gedung Putih, salah satu menuduh presiden dan para pembantunya berusaha menipu publik Amerika agar mereka mempercayai intelijen tentang persekongkolan Rusia untuk memberi hadiah bagi pihak yang membunuh tentara AS dan koalisi di Afghanistan tidak serius.
Kecaman yang datang dari Ketua DPR Nancy Pelosi menyusul sebuah pengarahan tertutup pada Kamis (2/7) oleh direktur Badan Intelijen Pusat (Central Intelligence Agency/CIA) dan Badan Keamanan Nasional, serta direktur intelijen nasional yang baru dikonfirmasi.
Sementara Pelosi menolak mengomentari intelijennya, dia mengatakan, usaha Presiden Donald Trump dan stafnya untuk meminimalisasikan informasi itu merupakan perbuatan yang merugikan untuk pasukan militer yang ditempatkan di kawasan itu.
“Anda berhadapan dengan seorang penipu. Gedung Putih melakukan tipuan seakan-akan kalau intelijen belum mencapai konsensus 100 persen, maka tidak perlu dianggap penting,” katanya kepada reporter.
“Jangan percaya dengan kilah itu, dan demikian pula sikap masyarakat intelijen,” tambah Pelosi. “Mereka punya cukup intelijen dan tahu apa yang harus kita lakukan.”
Pejabat Gedung Putih, termasuk Penasihat Keamanan Nasional Robert O’Brien, berulang-kali membela keputusan untuk tidak memberi pengarahan kepada presiden tentang intelijen itu.
O’Brien, Rabu (1/7), menyalahkan hal itu diatas pundak petugas pelapor intelijen untuk Trump. Katanya kepada reporter, “dia membuat keputusan itu karena dia tidak yakin dengan intelijen yang dihasilkan.”
Pada hari yang sama Trump mengirim cuitan di Twitter menyebut tuduhan itu sebagai hoax yang bermaksud merugikan dirinya secara politik. [jm/pp]