"Hi, girls! Where are you from?"
Sapaan dari seorang pria yang bertelanjang dada tersebut membuka film kontroversial, Cowboys In Paradise.
Film dokumenter ini bercerita tentang gigolo atau laki-laki penghibur di Pantai Kuta Bali dan sejak beredar, menuai protes dari masyarakat Bali. Film garapan sutradara Amit Virmani yang tersedia online di situs YouTube ini, dinilai sangat merugikan masyarakat Bali.
Warga dan para tokoh adat di Bali menyesalkan pembuatan film tersebut. Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali I Gusti Ngurah Sudiana pada keteranganya di Denpasar, bahkan menyatakan film tentang gigolo di Pantai Kuta tersebut, merupakan upaya untuk menjatuhkan citra Bali sebagai tujuan wisata dunia. Menurut Sudiana, berdasarkan analisis PHDI Bali, upaya untuk menjatuhkan citra Bali sudah sejak lama terjadi, dan berbagai upaya tersebut dilancarkan karena Bali mampu mempertahankan pengembangan pariwisata berbasis budaya dan adat. Sudiana menegaskan, yang sangat disesalkan adalah pembuatan film dokumenter tersebut sama sekali tidak meminta ijin dan konfirmasi ke pemerintah daerah. Oleh karena itu, Sudiana mengatakan, "Kalau ini sebuah pelanggaran saya mohon dengan hormat aparat segera bertindak dan di hukum sepantasnya."
Sudiana menambahkan bahwa penyebaran film dokumenter gigolo hanyalah salah satu cara yang digunakan pihak tertentu untuk menjatuhkan citra Bali dengan memanfaatkan teknologi. Padahal menurutnya, pemanfaatan teknologi seharusnya digunakan untuk kesejahteraan umat manusia.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Edward Aritonang mengakui Polri tidak hanya akan memeriksa aktor dalam film, tetapi juga sutradara asal Singapura, Amit Virmani. Walaupun Edward mengakui akan cukup sulit untuk mendatangkan Amit Virmani, karena tidak adanya kerjasama ekstradisi Indonesia dengan Singapura. Tapi Edward mengatakan, "Kita coba nanti lewat jalur-jalur hubungan kerjasama, interpol atau yang lainnya. Tetapi memang betul kita belum memiliki perjanjian ekstradisi."
Berdasarkan hasil pemeriksaan Polda Bali terhadap para aktor film gigolo tersebut terungkap bahwa para aktor merasa ditipu oleh sang sutradara. Wawancara yang dilakukan Amit Virmani, menurut para aktor, sebatas meminta keterangan terkait HIV/AIDS. Mereka baru mengetahui belakangan setelah film dokumenter tersebut tersebar luas melalui YouTube, bahwa film tersebut mengisahkan tentang merebaknya profesi gigolo di kawasan pantai Kuta.