Pemerintah Tiongkok merancang peraturan yang lebih ketat mengenai adopsi anak guna memberantas masalah perdagangan anak yang meluas di negara itu.
Surat kabar China Daily mengatakan hanya rumah yatim piatu yang akan dibolehkan menangani urusan adopsi bayi dan anak yang ditinggalkan oleh orang tua mereka. Orang dewasa yang mengadopsi anak-anak tanpa pendaftaran resmi tidak akan diakui sebagai wali sah. Peraturan baru itu akan mulai diberlakukan pada akhir tahun.
Sejumlah anak yang dieksploitasi dibeli atau diculik oleh geng yang memaksa mereka melakukan kejahatan tanpa kekerasan seperti mencopet. China Daily mengatakan sebuah studi yang dilakukan oleh Pusat Kesejahteraan dan Adopsi Anak negara itu mendapati bahwa anak-anak lainnya dijual kepada pasangan yang tidak mempunyai anak untuk meneruskan garis keluarga dan agar keluarga itu terjamin hidupnya pada waktu berusia lanjut.
Sementara itu, pihak berwenang Tiongkok mengatakan angka kelahiran yang perbedaannya sangat menyolok di negara itu dimana anak laki-laki jauh lebih tinggi jumlahnya dibanding anak perempuan sudah mulai seimbang.
Direktur Komisi Kependudukan dan KB Nasional hari Selasa memberitahu para wartawan bahwa 118.08 bayi laki-laki dilahirkan untuk setiap 100 bayi perempuan tahun lalu, dibandingkan dengan 119.45 tahun sebelumnya. Li Bin mengatakan rasio itu menurun untuk dua tahun berturut-turut setelah peningkatan beberapa tahun.
Kantor berita resmi Xinhua mengutip Lin Bin mengatakan rasio itu masih tetap “relatif tinggi” dan menjadi ancaman bagi kesejahteraan anak perempuan dan kesejahteraan jangka panjang negara itu.