Juru bicara Menteri Luar Negeri Tiongkok, Hong Lei bereaksi keras, Selasa, terhadap kritik Amerika baru-baru ini mengenai digunakannya kekuatan oleh pihak berwenang Tiongkok di biara Kirti di propinsi Sichuan yang berbatasan dengan Tibet.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan campur tangan pasukan keamanan tidak sesuai dengan prinsip kebebasan beragama dan HAM yang diakui secara internasional.
Hong Lei mengatakan pernyataan tersebut salah dan Amerika seharusnya mendapatkan fakta-fakta yang benar. Ia menyerukan supaya Amerika menghentikan berbagai pernyataannya yang tak bertanggung jawab.
Hong mengatakan 2500 biarawan di biara tersebut menikmati kehidupan normal dan kegiatan keagamaan normal. Ia mengatakan pemerintah dan polisi lokal telah membentuk sebuah tim patroli bersama untuk mencegah orang yang tak berkepentingan masuk ke biara tersebut.
Walaupun ada laporan yang menyatakan pasukan Tiongkok mencegah masuknya makanan dan perlengkapan ke biara tersebut, Hong mengatakan ada persediaan yang cukup dari apa yang disebutnya sebagai bahan-bahan di biara itu, dan mereka yang terlibat bertindak secara bersahabat.
Ada laporan mengatakan bentrokan terjadi di biara tersebut setelah seorang biarawan membakar diri dan meninggal bulan lalu. Polisi dilaporkan melepaskan anjing di perumahan warga di luar biara dan memukuli orang-orang ketika mereka mencoba mencegah pasukan keamanan masuk ke kompleks tersebut.
Sebuah penjagaan keamanan diberlakukan disekeliling biara yang terletak di provinsi Sichuan Barat dekat Tibet. Pemimpin keagamaan Tibet, Dalai Lama, telah menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri.
Bentrokan dimulai pada peringatan tahun ketiga demonstrasi anti-pemerintah di wilayah tersebut.
Di seluruh kawasan berpenduduk warga Tibet di Tiongkok, kebencian terhadap kekuasaan Tiongkok mendalam. Banyak orang Tibet murka dengan apa yang mereka anggap sebagai peningkatan dominasi mayoritas etnis Han. Mereka menuduh pemerintah mencoba mencemari budaya mereka.
Kebencian warga Tibet meledak menjadi demonstrasi yang disertai kekerasan pada Maret 2008 di ibukota Tibet, Lhasa, dan menyebar ke wilayah sekitarnya. Sejak itu, pengamanan telah ditingkatkan di wilayah itu, yang selanjutnya meningkatkan permusuhan dan kebencian.
Tiongkok mengatakan standar kehidupan warga Tibet telah meningkat tajam dalam beberapa dekade ini, serta mengacu pada milyaran dolar yang dibelanjakan untuk proyek pembangunan sarana di wilayah tersebut.