Pemerintah Tiongkok telah meminta kota di negara bagian Oregon, Amerika untuk memerintahkan pengusaha Amerika keturunan Taiwan untuk mencabut lukisan di dinding yang mendukung kemerdekaan untuk Taiwan dan Tibet.
Lukisan dinding di kota Corvallis itu menggambarkan Taiwan sebagai lambang kebebasan memperlihatkan polisi Tiongkok memukuli demonstran Tibet dan biarawan Tibet membakar diri sebagai protes atas kekuasaan Tiongkok. Pengusaha David Lin yang datang ke Amerika dari Taiwan pada tahun 1970’an memasang lukisan dinding 3 x 30 meter di bangunan miliknya di pusat kota.
Dalam surat bulan lalu, konsulat Tiongkok di San Francisco meminta pemimpin kota Corvallis untuk “melakukan langkah efektif untuk menghentikan kegiatan yang mendukung kemerdekaan Tibet” dan “kemerdekaan Taiwan di Corvallis’.
Tapi walikota Corvallis, Julie Manning menolak permintaan itu dengan mengatakan “ekspresi seni” dilindungi oleh Konstitusi Amerika menjamin kebebasan mengutarakan pendapat”.
Menjawab pertanyaan wartawan mengenai hal itu, hari Selasa juru bicara kementrian Tiongkok Hong Lei membela keterlibatan konsulat itu.
Katanya posisi Tiongkok mengenai isu-isu Taiwan dan Tibet “konsisten dan jelas”.
Tiongkok menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, dan mengklaim kedaulatan atas pulau yang memerintah sendiri sejak perang saudara tahun 1940’an.
Surat tanggal 8 Agustus dari konsulat Tiongkok itu mengatakan “hanya ada satu Tiongkok di dunia dan baik Tibet dan Taiwan adalah bagian dari Tiongkok”. Surat itu menyebut hal itu “fakta yang diakui Amerika dan sebagian besar negara di dunia”.
Ketegangan mengenai Tibet dan keprihatinan mengenai situasi HAM di Tibet meningkat baru-baru ini menyusul gelombang protes menentang kekuasaan Tiongkok dan aksi bakar diri oleh aktivis Tibet. Lebih dari 50 warga Tibet melakukan aksi membakar diri sejak tahun 2009 selagi frustrasi meningkat atas apa yang mereka anggap sebagai pembatasan pemerintah Tiongkok pada agama dan budaya mereka, tuduhan yang disangkal Tiongkok.
Lukisan dinding di kota Corvallis itu menggambarkan Taiwan sebagai lambang kebebasan memperlihatkan polisi Tiongkok memukuli demonstran Tibet dan biarawan Tibet membakar diri sebagai protes atas kekuasaan Tiongkok. Pengusaha David Lin yang datang ke Amerika dari Taiwan pada tahun 1970’an memasang lukisan dinding 3 x 30 meter di bangunan miliknya di pusat kota.
Dalam surat bulan lalu, konsulat Tiongkok di San Francisco meminta pemimpin kota Corvallis untuk “melakukan langkah efektif untuk menghentikan kegiatan yang mendukung kemerdekaan Tibet” dan “kemerdekaan Taiwan di Corvallis’.
Tapi walikota Corvallis, Julie Manning menolak permintaan itu dengan mengatakan “ekspresi seni” dilindungi oleh Konstitusi Amerika menjamin kebebasan mengutarakan pendapat”.
Menjawab pertanyaan wartawan mengenai hal itu, hari Selasa juru bicara kementrian Tiongkok Hong Lei membela keterlibatan konsulat itu.
Katanya posisi Tiongkok mengenai isu-isu Taiwan dan Tibet “konsisten dan jelas”.
Tiongkok menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, dan mengklaim kedaulatan atas pulau yang memerintah sendiri sejak perang saudara tahun 1940’an.
Surat tanggal 8 Agustus dari konsulat Tiongkok itu mengatakan “hanya ada satu Tiongkok di dunia dan baik Tibet dan Taiwan adalah bagian dari Tiongkok”. Surat itu menyebut hal itu “fakta yang diakui Amerika dan sebagian besar negara di dunia”.
Ketegangan mengenai Tibet dan keprihatinan mengenai situasi HAM di Tibet meningkat baru-baru ini menyusul gelombang protes menentang kekuasaan Tiongkok dan aksi bakar diri oleh aktivis Tibet. Lebih dari 50 warga Tibet melakukan aksi membakar diri sejak tahun 2009 selagi frustrasi meningkat atas apa yang mereka anggap sebagai pembatasan pemerintah Tiongkok pada agama dan budaya mereka, tuduhan yang disangkal Tiongkok.