Tim penyelamat di Italia menggunakan helikopter dan pesawat nirawak untuk mencari lebih dari 12 orang yang hilang setelah bagian dari gletser Alpen longsor, di mana insiden tersebut menewaskan sedikitnya tujuh orang.
Tim penyelamat tidak dapat melintasi gletser dengan berjalan kaki pada Senin (4/7) karena kekhawatiran kondisi gletser itu mungkin masih tidak stabil setelah longsoran salju yang terjadi pada Minggu (3/7) di Marmolada, gunung tertinggi di wilayah dolomit Italia.
Penggunaan helikopter juga terhambat oleh cuaca buruk dalam upaya pencarian yang dilakukan pada Senin di Pegunungan Alpen Italia. Harapan untuk menemukan lebih banyak orang yang selamat di puing-puing salju dan batu meredup.
Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan runtuhnya gletser itu terkait dengan perubahan iklim.
Draghi mengatakan dalam kunjungan ke lokasi, pada Senin (4/7), bahwa bencana itu “tanpa diragukan lagi terkait dengan kerusakan lingkungan dan situasi iklim.”
Runtuhnya gletser itu terjadi satu hari setelah suhu tertinggi tercatat di puncaknya di mana suhu tercatat mencapai 10 derajat Celcius.
Gletser telah menyusut dalam beberapa dekade terakhir karena meningkatnya suhu rata-rata.
Para pejabat Italia mengatakan delapan orang mengalami luka-luka dalam insiden itu, dua di antaranya berada dalam kondisi kritis.
Empat belas orang masih belum ditemukan, tetapi para pejabat mengatakan tidak jelas berapa banyak orang yang berada di jalur longsornya gletser itu pada Minggu (3/7).
Mayat-mayat yang ditemukan dalam musibah itu telah dibawa ke kota resor Canazei, di mana sebuah kamar mayat telah didirikan di atas gelanggang es.
Paus Fransiskus mengatakan di Twitter bahwa dia berdoa untuk para korban. Dia mendesak orang-orang untuk berusaha memerangi perubahan iklim.
“Tragedi yang kita alami karena perubahan iklim harus mendorong kita untuk segera mencari cara baru yang menghormati manusia dan alam,” tulis Paus. [lt/em]
Sebagian informasi dalam laporan ini berasal dari The Associated Press, Reuters dan Agence-France Presse.
Forum