Tautan-tautan Akses

Tillerson Kutuk Perilaku Rusia di Eropa


Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson berbicara di Wilson Center, Washington DC, Selasa (28/11).
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson berbicara di Wilson Center, Washington DC, Selasa (28/11).

Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson telah mengutuk apa yang disebutnya sebagai perilaku Rusia yang tidak baik terhadap negara-negara tetangganya, khususnya dalam campur tangan dalam proses pemilu dan mendorong ide-ide yang tidak demokratis.

Dalam pidato hari Selasa (28/11) menjelang kunjungannya ke Eropa, Tillerson mengatakan Amerika bertekad akan membantu sekutu-sekutunya di Eropa untuk mempertahankan perbatasan mereka dan mengurangi ketergantungan dari pasokan minyak dan gas Rusia.

Tillerson mengatakan bahwa Amerika dan Eropa mengakui adanya ancaman dari Rusia belakangan ini.

“Mengingat adanya latihan militer Rusia yang disebut Zapad, yang diadakan dekat perbatasan negara-negara Baltik pada bulan September, kemampuan kami dan negara-negara sekutu kami untuk menanggapi suatu serangan akan menjadi lebih penting lagi,” ujarnya.

Tillerson mengecam agresi militer Rusia atas Georgia dan Ukraina, dan memperingatkan Rusia atas campur tangannya dalam proses politik di Eropa. Katanya, Amerika akan menambah anggaran pertahanannya untuk Eropa dan membantu Eropa mengurangi ketergantungan mereka akan minyak dan gas dari Rusia.

“Pemerintah Amerika sedang melonggarkan peraturan yang mengatur ekspor gas cair dan minyak mentah Amerika, dan kami juga akan bekerja sama dengan mitra-mitra kami di Eropa untuk menjamin pengembangan infrastruktur yang diperlukan, seperti pelabuhan-pelabuhan dan jaringan pipa minyak untuk mendorong keragaman suplai bahan bakar ke Eropa,” tambahnya.

Tillerson mengatakan, sanksi-sanksi atas Rusia akan terus dipertahankan sampai Ukraina menjadi negara bebas dan berdaulat lagi di seluruh kawasannya.

Kata analis Klaus Larres, Tillerson akan menyampaikan pesan yang kuat dalam pertemuan negara-negara NATO di Brussels dan kelompok organisasi kerjasama keamanan Eropa, atau OSCE di Wina.

“Masalahnya adalah berapa banyak pengaruh yang dimiliki Tillerson dan Departemen LN Amerika. Kita semua tahu bahwa presiden Trump juga menentukan kebijakan luar negeri Amerika, dan Trump sedemikian jauh hanya bersifat dingin saja terhadap komitmen Amerika di Eropa,” kata Larres.

Kata Larres lagi, presiden Amerika itu punya hubungan yang tidak begitu transparan dengan Rusia dan ucapan-ucapan Tillerson saja mungkin tidak cukup untuk meyakinkan sekutu-sekutu Amerika di Eropa. [ii]

XS
SM
MD
LG