Uni Eropa, sebuah kelompok yang terdiri dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rusia, dan Perancis, dan koalisi oposisi utama Suriah hari Senin secara terpisah menggarap tiga prakarsa yang bertujuan mengakhiri pertempuran di Suriah.
Para Menteri Luar Negeri Uni Eropa bertemu di Brussel, Belgia untuk memutuskan masa depan embargo senjata terhadap Suriah, yang akan habis masa berlakunya hari Jumat.
Inggris dan Perancis mendesak agar embargo itu diamandemen untuk memungkinkan pengiriman senjata untuk oposisi Suriah.
Isu tersebut membuat Uni Eropa terpecah pendapat, dengan Austria berkeras menentang mempersenjatai pemberontak Suriah.
Sementara itu, kelompok oposisi utama Koalisi Nasional Suriah, yang bertemu di Istanbul hari Senin merintangi persetujuan untuk menerima sebuah blok liberal yang dipimpin pembangkang kawakan yang didukung Arab Saudi, Michel Kilo, menjadi anggota penuh.
Blok Kilo yang ingin memperoleh 22 kursi dalam koalisi akhirnya diberi jatah 5 kursi.
Para Menteri Luar Negeri Uni Eropa bertemu di Brussel, Belgia untuk memutuskan masa depan embargo senjata terhadap Suriah, yang akan habis masa berlakunya hari Jumat.
Inggris dan Perancis mendesak agar embargo itu diamandemen untuk memungkinkan pengiriman senjata untuk oposisi Suriah.
Isu tersebut membuat Uni Eropa terpecah pendapat, dengan Austria berkeras menentang mempersenjatai pemberontak Suriah.
Sementara itu, kelompok oposisi utama Koalisi Nasional Suriah, yang bertemu di Istanbul hari Senin merintangi persetujuan untuk menerima sebuah blok liberal yang dipimpin pembangkang kawakan yang didukung Arab Saudi, Michel Kilo, menjadi anggota penuh.
Blok Kilo yang ingin memperoleh 22 kursi dalam koalisi akhirnya diberi jatah 5 kursi.