Tiga pria yang mencoba memasuki Gedung Parlemen Australia, hari Senin (27/10), mengenakan topi Ku Klux Klan, cadar dan helm sepeda motor, mengungkapkan, mereka diperlakukan secara tidak adil di bawah peraturan baru yang ditujukan terhadap cadar kaum perempuan Muslim.
Ketiga lelaki itu ingin agar perempuan Muslim bercadar dilarang masuk ke dalam gedung pemerintah.
Ketiga warga Sydney tadi, Sergio Redegalli (52), Nick Folkes (45), dan Victor Waterson (49), akhirnya diizinkan masuk tetapi dengan harus membuka tutup kepala mereka.
Menurut peraturan baru, perempuan bercadar harus membuka cadarnya sejenak di depan petugas untuk identifikasi diri. Akan tetapi, sewaktu ketiga pria tadi tiba di gerbang masuk, Redegalli diberitahu dia tidak boleh mengenakan topi KKK-nya, karena topi itu bersifat kebudayaan, bukan keagamaan.
Waterson diminta membuka helmetnya, karena memang terdapat larangan mengenakan helm yang sudah berlaku lama demi alasan keamanan dan Folkes, yang semula diberitahu boleh mengenakan cadarnya, akhirnya diberitahu tidak boleh memakainya di dalam gedung.
Keamanan di Gedung Parlemen Australia telah ditingkatkan karena ada ancaman domestik dari para pendukung ISIS.