Sekelompok anggota parlemen Amerika yang sangat konservatif hari Selasa (3/1) memberikan suara yang menentang sesama anggota Partai Republik, Kevin McCarthy, untuk menjadi Ketua DPR berikutnya; menolak pencalonannya dalam tiga putaran pemungutan suara saat sessi ke-118 Kongres dibuka.
Untuk pertama kalinya dalam seratus tahun, baik seorang Republikan maupun Demokrat tidak memenangkan jabatan ketua DPR dalam pemungutan suara putaran pertama untuk menjadi pemimpin majelis yang beranggotakan 435 orang.
McCarthy kemudian gagal memenangkan pemungutan suara putaran kedua dan ketiga.
Ada 19 anggota Partai Republik yang menentangnya di kedua putaran pemungutan suara tersebut.
Di pemungutan suara putaran ketiga bahkan 20 orang menentang McCarthy dan malah memilih Jim Jordan dari negara bagian Ohio.
Untuk Menangkan Ketua DPR, McCarthy Harus Raih Sedikitnya 218 Suara
Partai Republik memegang mayoritas tipis 222-212 kursi di DPR, dan untuk memenangkan kursi ketua DPR maka McCarthy – seorang anggota DPR dari negara bagian California yang sudah bekerja selama 16 tahun – harus memenangkan sedikitnya 218 suara. Berdasarkan ketentuan dalam Konstitusi Amerika, ia juga berada di lini kedua jika terjadi suksesi kepresidenan Amerika.
Tetapi 19 anggota Partai Republik, yang sebagian dari mereka dalam beberapa pekan terakhir telah menyatakan bahwa McCarthy tidak cukup konservatif untuk memimpin Partai Republik, memilih tokoh lain dalam pemungutan suara putaran pertama, termasuk anggota DPR dari negara bagian Arizona Andy Biggs dan dari negara bagian Ohio Jim Jordan, dua lawan vokal Presiden Joe Biden.
Dalam pemungutan suara putaran kedua, 19 pembangkang Partai Republik memilih Jordan, meskipun ia mencalonkan McCarthy sebagai pilihannya untuk memimpin mayoritas kaukus Partai Republik dalam sessi dua tahun yang baru di DPR.
Partai Demokrat Solid Dukung Hakeem Jeffries
Seluruh anggota DPR dari Partai Demokrat yang berjumlah 212 orang mendukung Hakeem Jeffries dari negara bagian New York. Jeffries sebenarnya memimpin pemungutan suara untuk menjadi ketua DPR, tetapi tidak memiliki peluang untuk menang karena tidak ada rencana dari Partai Republik untuk mendukungnya.
Pada kedua pemungutan suara – yang pertama dan kedua – 203 anggota Partai Republik memilih McCarthy, tetapi masih kurang 15 suara dari 218 suara yang dibutuhkannya.
McCarthy yang berusia 57 tahun, seorang konservatif yang gigih, selama bertahun-tahun telah berupaya menjadi ketua DPR. Beberapa minggu terakhir ini ia telah berulangkali melangsungkan pertemuan dengan musuh-musuhnya dari Partai Republik untuk mendapatkan dukungan mereka untuk menjadi ketua DPR.
McCarthy menawarkan untuk mengubah cara DPR bekerja, termasuk mengizinkan pemungutan suara cepat (snap votes) untuk menyatakan jabatan ketua kosong dan memilih orang lain jika anggota-anggota DPR yang dipimpinnya tidak menyukai sikap kebijakannya, atau bagaimana kaukus Partai Republik melakukan penyelidikan yang dijanjikan terhadap Biden dan pemerintahnya.
Tetapi dua kali pemungutan suara hari Selasa menegaskan bahwa McCarthy tidak memiliki cukup suara untuk memenangkan suara mayoritas.
Siapa pun yang akhirnya dipilih oleh Partai Republik – McCarthy atau orang lain – ia akan menggantikan Ketua DPR Nancy Pelosi dari Partai Demokrat, yang masih akan tetap menjadi anggota DPR dan memberikan suaranya untuk Jeffries.
Partai Demokrat Unggul Tipis di Senat
Di Senat, dalam dua tahun terakhir ini Partai Demokrat terpecah 50-50 dengan Partai Republik. Namun Partai Demokrat unggul tipis dalam pemilihan paruh waktu dua bulan lalu dan akan memegang mayoritas di Senat baru dengan 50-49; bahkan ketika Senator Kyrsten Sinema mengumumkan bahwa kini ia menjadi independen tetapi tidak mengubah filosofi suaranya. Sinema biasanya mendukung anggota Partai Demokrat dan Biden.
McCarthy memenangkan 188 suara dalam kaukus Partai Republik bulan November lalu, dan sejak itu telah mendapatkan lebih banyak dukungan dalam upaya mencapai mayoritas 218 suara untuk menjadi ketua DPR. Tetapi kelompok kanan yang sangat konservatif di Partai Republik menentang McCarthy untuk menjadi ketua DPR, dengan mengatakan McCarthy tidak cukup setia untuk mewujudkan tujuan-tujuan konservatif dan mewakili apa yang mereka anggap sebagai kepemimpinan Partai Republik yang gagal, dengan keberhasilan Biden mendorong pengesahan kebijakan-kebijakan sosial progresif dan rencana pengeluarkan federal yang ditentang oleh sebagian besar anggota Partai Republik. [em/jm]
Forum