Thailand dan Amerika Serikat, Selasa (28/2), memulai latihan militer tahunan yang melibatkan lebih dari 7.000 personel dan pasukan dari 30 negara. Latihan pada tahun ini untuk pertama kalinya akan mencakup latihan angkasa luar.
Kobra Emas, yang diluncurkan pada tahun 1982, adalah salah satu latihan militer multilateral terlama di dunia dan terbesar di Asia Tenggara. Latihan tahunan itu berfungsi sebagai platform utama bagi Washington untuk menopang aliansi di Asia pada saat meningkatnya persaingan dengan China.
Setelah latihan itu sempat dikecilkan skalanya selama pandemi, hampir 6.000 tentara AS akan ambil bagian tahun ini, kata Laksamana John Aquilino, Komandan Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat, jumlah tertinggi dalam satu dekade.
Berbicara kepada wartawan, Aquilino mengatakan: "Kami akan melakukan operasi terpadu di darat, laut, udara, dan dunia maya dengan mitra-mitra kami."
Latihan yang akan berlangsung hingga 10 Maret itu menunjukkan bagaimana respons bersama akan membantu "mempertahankan Indo Pasifik yang bebas dan terbuka, sehingga semua negara dapat menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran," katanya.
Ketegangan telah meningkat di wilayah itu antara Amerika Serikat dan China karena keagresifan Beijing di Laut China Selatan dan perlakuannya terhadap Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.
Tahun ini, latihan tersebut akan mencakup latihan angkasa luar untuk pertama kalinya, dengan fokus pada pemahaman dampak fenomena udara seperti badai matahari pada operasi militer, komunikasi dan satelit, kata pernyataan kedutaan AS.
Badan antariksa militer dan sipil dari Thailand, Amerika Serikat dan Jepang akan ambil bagian, katanya.
Kobra Emas melibatkan total 7.394 personel tahun ini dari 30 negara, termasuk Jepang, Singapura, Korea Selatan, Malaysia, dan Indonesia. [ab/lt]
Forum