Sekitar 100 orang tewas di Niger, di tengah pemilu presiden, dalam serangan di dua desa di bagian barat. Peristiwa itu merupakan salah satu pembantaian warga sipil terburuk di negara itu dan di kawasan Sahel yang sering ditarget kelompok-kelompok ekstremis.
"Kami baru saja kembali dari tempat terjadinya serangan yang dilakukan pada Sabtu (2/1). Di Tchoma Bangou ada 70 korban tewas dan di Zaroumadareye 30 tewas," kata Wali Kota Tondikiwindi Almou Hassane mengatakan kepada AFP, Minggu (3/1),
Tondikiwindi adalah kota yang mengatur kedua desa di departemen Ouallam itu.
"Juga terdapat 25 korban luka, sebagian dievakuasi ke Niamey dan Ouallam untuk dirawat," tambahnya. Serangan itu, yang belum diklaim oleh kelompok manapun, dilakukan pada Sabtu (2/1) oleh beberapa teroris yang mengendarai sepeda motor.
Untuk menyerang kedua desa yang berjarak 7 kilometer itu, para penyerang membagi dua kelompok. Wali Kota Almou mengatakan bahwa kelompok yang satu menyerang Zaroumadareye, yang lain menyerang Tchoma Bangou.
Kedua desa itu terletak sekitar 120 kilometer sebelah utara ibu kota, Niamey, di kawasan Tillabéri, yang berbatasan dengan Mali dan Burkina Faso. Kawasan yang dijuluki "tiga perbatasan" ini serang menjadi sasaran kelompok-kelompok ekstremis selama bertahun-tahun.
Presiden Mahamadou Issoufou mencuit pada Minggu (3/1), menyatakan "rasa duka cita mendalam terhadap penduduk Tchoma Bangou dan Zaroumadareye, menyusul serangan pengecut dan barbar di desa mereka."
Menurut seorang pejabat senior di kawasan Tillabéri, serangan itu terjadi sekitar siang hari waktu setempat. Pada waktu yang sama, hasil dari pemilihan presiden (pilpres) putaran pertama diumumkan. Kandidat partai yang berkuasa, Mohamed Bazoum, mantan menteri dalam negeri, meraih 39,33 persen suara. Dia telah berjanji akan memperkuat perlawanan terhadap kelompok-kelompok ekstremis. [vm/pp]