Sejumlah serangan di Irak Sabtu (26/4) menewaskan sekitar 15 orang, dalam gelombang kekerasan terbaru hanya beberapa hari sebelum pemilihan parlemen di negara itu.
Para pejabat mengatakan setidaknya enam orang tewas dalam dua serangan terpisah di ibukota Baghdad, sementara aksi kekerasan di lokasi lainnya menewaskan hampir 10 orang.
Ini terjadi sehari setelah paling tidak 33 orang tewas dalam serangan bom pada kampanye sebuah organisasi politik Syiah. Serangan bom Jumat itu menyasar sekitar 10.000 pendukung kelompok Asaib Ahl al-Haq di Baghdad timur.
Sebuah kelompok pecahan al-Qaida mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mengatakan itu adalah pembalasan terhadap pembunuhan warga Sunni oleh milisi Syiah.
Para anggota organisasi Asaib ikut berjuang dalam perang saudara di Suriah membantu pasukan Presiden Bashar al-Assad.
Kekerasan dan konflik sektarian terus meningkat di seluruh pelosok Irak karena militan berusaha melemahkan pemerintah yang dipimpin Syiah menjelang pemilu parlemen. Ini akan menjadi pemilu nasional pertama di Irak sejak pasukan Amerika keluar dari negara itu pada 2011.
Para pejabat mengatakan setidaknya enam orang tewas dalam dua serangan terpisah di ibukota Baghdad, sementara aksi kekerasan di lokasi lainnya menewaskan hampir 10 orang.
Ini terjadi sehari setelah paling tidak 33 orang tewas dalam serangan bom pada kampanye sebuah organisasi politik Syiah. Serangan bom Jumat itu menyasar sekitar 10.000 pendukung kelompok Asaib Ahl al-Haq di Baghdad timur.
Sebuah kelompok pecahan al-Qaida mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mengatakan itu adalah pembalasan terhadap pembunuhan warga Sunni oleh milisi Syiah.
Para anggota organisasi Asaib ikut berjuang dalam perang saudara di Suriah membantu pasukan Presiden Bashar al-Assad.
Kekerasan dan konflik sektarian terus meningkat di seluruh pelosok Irak karena militan berusaha melemahkan pemerintah yang dipimpin Syiah menjelang pemilu parlemen. Ini akan menjadi pemilu nasional pertama di Irak sejak pasukan Amerika keluar dari negara itu pada 2011.