Tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri telah menembak mati tiga orang yang diduga terlibat dalam perampokan Bank CIMB Niaga, Medan di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Di tempat yang berbeda, yaitu di Belawan Sumatera Utara, Tim Densus Anti Teror telah menangkap dua orang lainnya. Penyergapan di dua tempat ini dilakukan pada Minggu malam.
Hingga saat ini, polisi telah menangkap 18 orang yang diduga terlibat dalam perampokan Bank CIMB Niaga, Medan.
Anggota Dewan Ketahanan Nasional Wawan Purwanto pada hari Senin di Jakarta mengatakan perampokan di CIMB Niaga Medan pada tanggal 18 Agustus lalu memang terkait dengan jaringan terorisme. Menurut Wawan, mereka masih terkait kelompok jaringan Aceh.
Para teroris tersebut kata Wawan, memang sengaja menggunakan metode lama dalam mengumpulkan dana untuk operasional yakni dengan menggunakan cara merampok. Hal itu dilakukan karena saat ini, dana bantuan dari luar negeri untuk kelompok teroris semakin sulit masuk ke Indonesia.
Menurutnya, Indonesia saat ini memang sedang melakukan berbagai upaya untuk memutuskan aliran dana untuk para teroris.
"Karena setiap pergerakan tanpa ada dukungan dana, tidak mungkin bisa dilakukan, apalagi untuk pembelian senjata dan mendanai operasional ke sana-sini. Termasuk menyediakan safe house, menyediakan sarana prasarana, kemudian bagaimana menyiapkan nama, pekerjaa, cerita samaran, serta juga untuk upaya-upaya penghilangan jejak. Kemudian, juga pengingkaran, penceraiberaian perlu dana yang besar," jelas Wawan.
Sementara itu, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Iskandar Hasan menjelaskan dalam penggrebekan tersebut, barang bukti yang berhasil disita yaitu beberapa senjata, salah satunya AK-47, dan juga bahan peledak TNT setengah batang.
"Senjatanya asli artinya buatan pabrik Namanya TNT, bisa buat bahan peledak. Sasarannya? )Kita) belum tahu," ujar Brigjen Iskandar.
Menurut Iskandar, senjata-senjata tersebut diduga masuk ke Indonesia secara ilegal. Untuk itu pihak kepolisian akan mengintensifkan pengawasan dan razia di wilayah-wilayah perbatasan, pelabuhan maupun wilayah yang diduga tempat masuknya senjata ilegal dari luar negeri.
"(Untuk) daerah-daerah yang rawan, kita lakukan pengawasan, razia dan segala macam itu. Lubang-lubangnya banyak, bisa dari laut Aceh sana, (seperti) zaman GAM dulu. Bisa dari Sulawesi sana mungkin dulu dari Moro, bisa dari Thailand, bisa dari Malaysia, Kalimantan Timur," kata Iskandar memaparkan berbagai kemungkinan.
Dalam merampok Bank CIMB Niaga, Medan, para perampok merampas sekitar 1,5 milliar rupiah.