Tautan-tautan Akses

Terancam Deportasi, Warga Kamboja di AS Lakukan Perlawanan


Para aktivis imigrasi melakukan aksi unjuk rasa menentang penangkanpan dan deportasi imigran ilegal, di depan kantor dinas imigrasi AS (ICE) di Los Angeles (foto: dok).
Para aktivis imigrasi melakukan aksi unjuk rasa menentang penangkanpan dan deportasi imigran ilegal, di depan kantor dinas imigrasi AS (ICE) di Los Angeles (foto: dok).

Hingga Jumat lalu (14/12) Soeun Neat masih berlinang air mata mempersiapkan perpisahan anak-anaknya dengan ayah mereka, yang akan dideportasi ke Kamboja.

Suami Soeun Neat, Sear Un, ditahan berdasarkan program penempatan kembali yang telah dikenakan terhadap sejumlah warga Kamboja yang sudah menetap di Amerika – sebagian besar adalah pengungsi – untuk kemudian dideportasi karena tuduhan terlibat kejahatan sejak tahun 2002. Un memiliki tuduhan kriminal yang sudah berumur 20 tahun.

Menurut angka di Departemen Keamanan Dalam Negeri, 110 warga Kamboja telah dideportasi pada tahun fiskal 2018 ini, naik 279% dibanding tahun sebelumnya.

Sejak Sear Un ditahan Badan Penegak Imigrasi dan Bea Cukai ICE pada 5 September lalu, beberapa bulan terakhir ini terasa berat bagi Soeun Nat yang sedang hamil tua .

"Hampir setiap malam saya menangis karena merasa putus asa. Bagaimana saya dapat membantu suami saya jika tidak punya pengetahuan tentang sistem hukum di sini,” ujarnya.

Nasib suaminya mulai berubah ketika ia mengenal seorang staf seorang pakar hukum imigrasi di Asian Law Caucus, Kevin Lo. ALC dan afiliasinya sedang mempertimbangkan gugatan hukum class-action yang menentang penahanan warga Kamboja lewat pencabutan perintah penahanan, dan sejak Oktober 2017 berhasil membantu setidaknya 15 warga Kamboja.

Sear Un dijatuhi hukuman pada tahun 1998 karena perampokan rumah, yang ketika itu dianggap sebagai kejahatan berat. Ketika perampokan terjadi, ia sebenarnya berada di dalam mobil dan dikenai tuntutan pelanggaran hukum ringan, tetapi ia memilih dijatuhi tuntutan lebih berat agar temannya, yang sudah dituntut dalam kejahatan lain sebelumnya, tidak dijatuhi hukuman berat.

Kevin Lo dan timnya segera menyadari bahwa tuduhan terhadap Un telah direklasifikasi dan tidak lagi merupakan pelanggaran yang dapat membuat pelakunya dideportasi, membuka secercah harapan.

Pada hari Jumat Sear Un diberi waktu untuk menginap terakhir kali sebelum pesawat yang membawanya bersama sekitar 40 warga Kamboja yang dideportasi meninggalkan bandara El Paso, Texas, menuju ke Phom Penh, Kamboja pada hari Selasa (18/12) ini. Jumlah warga Kamboja terbesar yang pernah dideportasi dari Amerika.

Kevin Lo mengatakan mereka berhasil memperoleh izin tinggal sementara bagi lima warga Kamboja yang sedianya ikut dideportasi.

Di bawah pemerintahan Trump, ICE telah diperintahkan untuk secara agresif mendeportasi narapidana yang telah dijatuhi hukuman. (em)

XS
SM
MD
LG