BEIRUT —
Militer Suriah pada Selasa (17/9) menuduh Turki mencoba meningkatkan ketegangan di perbatasan kedua negara yang sudah rentan konflik, dengan menembak jatuh helikopter militer Suriah di daerah tersebut sehari sebelumnya.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Selasa, militer Suriah mengatakan bahwa helikopter tersebut memiliki misi untuk mengawasi infiltrasi pemberontak antar perbatasan ketika “salah” memasuki wilayah udara Turki.
Deputi Perdana Menteri Turki Bulent Arinc mengatakan pada wartawan di Ankara Senin bahwa helikopter Suriah tersebut ditembak jatuh oleh sebuah jet tempur setelah memasuki wilayah udara Turki dan mengabaikan peringatan berulang supaya pergi.
Ia mengatakan helikopter itu terbang sejauh 2 kilometer di dalam wilayah Turki, namun jatuh di wilayah Suriah setelah ditembak oleh rudal dari jet tersebut.
Arinc mengatakan ia tidak memiliki informasi apapun mengenai nasib para pilot Suriah, namun kelompok hak asasi manusia Syrian Observatory for Human Rights mengatakan pemberontak menangkap salah satu dari dua awak pesawat, sementara nasib seorang lagi tidak jelas.
Militer Suriah mengatakan helikopter tersebut memasuki wilayah Turki “dalam jarak pendek” karena kesalahan.
“Reaksi terburu-buru dari pihak Turki, terutama karena helikopter berbalik arah dan tidak sedang dalam misi tempur, menunjukkan niat-niat sebenarnya” dari pihak Ankara untuk meningkatkan ketegangan, ujarnya.
Turki telah berada dalam posisi yang sulit dengan pemerintah Suriah sejak awal perang saudara di negara itu dan telah mendukung pemberontak Suriah, sambil mendorong intervensi internasional dalam konflik tersebut.
Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu, berbicara di Paris setelah pembicaraan mengenai Suriah dengan para mitranya dari negara-negara lain, mengatakan bahwa insiden Senin seharusnya mengirimkan pesan.
“Tidak ada yang akan berani melanggar perbatasan Turki dengan cara apa pun lagi,” ujarnya, seperti dikutip kantor berita pemerintah Anatolia. “Langkah-langkah yang diperlukan telah diambil.”
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Selasa, militer Suriah mengatakan bahwa helikopter tersebut memiliki misi untuk mengawasi infiltrasi pemberontak antar perbatasan ketika “salah” memasuki wilayah udara Turki.
Deputi Perdana Menteri Turki Bulent Arinc mengatakan pada wartawan di Ankara Senin bahwa helikopter Suriah tersebut ditembak jatuh oleh sebuah jet tempur setelah memasuki wilayah udara Turki dan mengabaikan peringatan berulang supaya pergi.
Ia mengatakan helikopter itu terbang sejauh 2 kilometer di dalam wilayah Turki, namun jatuh di wilayah Suriah setelah ditembak oleh rudal dari jet tersebut.
Arinc mengatakan ia tidak memiliki informasi apapun mengenai nasib para pilot Suriah, namun kelompok hak asasi manusia Syrian Observatory for Human Rights mengatakan pemberontak menangkap salah satu dari dua awak pesawat, sementara nasib seorang lagi tidak jelas.
Militer Suriah mengatakan helikopter tersebut memasuki wilayah Turki “dalam jarak pendek” karena kesalahan.
“Reaksi terburu-buru dari pihak Turki, terutama karena helikopter berbalik arah dan tidak sedang dalam misi tempur, menunjukkan niat-niat sebenarnya” dari pihak Ankara untuk meningkatkan ketegangan, ujarnya.
Turki telah berada dalam posisi yang sulit dengan pemerintah Suriah sejak awal perang saudara di negara itu dan telah mendukung pemberontak Suriah, sambil mendorong intervensi internasional dalam konflik tersebut.
Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu, berbicara di Paris setelah pembicaraan mengenai Suriah dengan para mitranya dari negara-negara lain, mengatakan bahwa insiden Senin seharusnya mengirimkan pesan.
“Tidak ada yang akan berani melanggar perbatasan Turki dengan cara apa pun lagi,” ujarnya, seperti dikutip kantor berita pemerintah Anatolia. “Langkah-langkah yang diperlukan telah diambil.”