Machar, yang persaingan politiknya dengan Presiden Salva Kiir pada masa lalu meledak menjadi perang saudara, bulan lalu mengatakan bahwa pemecatan sejumlah sekutunya dalam beberapa jabatan di pemerintahan mengancam perjanjian perdamaian 2018 antara dia dan Kiir yang mengakhiri perang saudara lima tahun. Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 400 ribu orang.
Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Gabriel Duop Lam, yang juga setia kepada Machar, ditahan pada hari Selasa terkait pertempuran di bagian utara negara itu. Sementara itu sekutu Machar yang juga Menteri Perminyakan Puot Kang Chol ditahan hari Rabu bersama dengan para pengawal dan keluarganya. Tidak ada alasan yang disampaikan mengenai penangkapan tersebut.
Machar maupun partainya, SPLM-IO, yang telah mengomentari pertempuran tersebut. Namun, Menteri Perairan Pal Mai Deng, juga juru bicara partai tersebut, mengatakan penahanan Lam “membuat seluruh perjanjian perdamaian terancam.”
Para utusan Barat pekan lalu mendesak para pemimpin untuk meredakan ketegangan.
Ter Manyang Gatwich, Direktur Eksekutif Center for Peace and Advocacy, telah menyerukan pembebasan segera mereka yang ditahan untuk menghindari eskalasi kekerasan lebih jauh dan pertumpahan darah lebih lanjut akibat apa yang ia sebut “perang skala penuh.”
Sudan Selatan belum menerapkan sepenuhnya perjanjian perdamaian 2018 dan pemilu yang dijadwalkan tahun lalu telah diundur dua tahun karena kurangnya dana. [uh/jm]
Forum