Pengecer online asal China, Temu, menggugat saingannya Shein di Amerika Serikat. Temu menuduh Shein melakukan taktik intimidasi "gaya mafia" agar brand tersebut tetap unggul di pasar AS.
Dalam gugatan yang diajukan pada Rabu (13/12) di pengadilan federal di Washington, DC, Temu menuduh Shein mengancam para pedagang agar tidak berbisnis dengan saingannya dan sejumlah tuduhan lainnya.
Gugatan hukum dari sesama perusahaan yang didirikan di China itu terjadi di saat Shein mulai berupaya menuju pencatatan saham perdana (IPO) yang berbasis di Amerika Serikat. Mereka dapat melakukan hal tersebut pada tahun depan.
Shein yang didirikan di Chia, secara resmi berbasis di Singapura. Peritel online itu dikenal menjual stok pakaian dalam jumlah besar dengan harga yang sangat rendah di negara-negara di seluruh dunia.
Kedua perusahaan membuat terobosan besar di Amerika Serikat dan dipandang sebagai pesaing baru bagi Amazon. Shein bernilai $66 miliar pada awal tahun ini dan dilaporkan telah mencatat pendapatan sebesar $23 miliar dan laba bersih $800 juta pada 2022. Shein mengatakan kepada investor bahwa mereka telah mencatat rekor baru pada 2023.
Kedua perusahaan telah saling mengajukan tuntutan hukum di Amerika Serikat sebelumnya. Namun tuntutan tersebut diselesaikan sebelum diadili pada awal tahun ini.
Didirikan pada 2008 di China, Shein dengan cepat menaklukkan pasar fesyen global dengan menjual produk hanya secara online. Peritel itu melayani pelanggan muda melalui media sosial.
Perusahaan tersebut dituduh mengeksploitasi tenaga kerja yang tidak dibayar, tidak transparan dalam proses produksi dan mendorong konsumsi berlebihan yang membuat Shein menghadapi kemarahan dari para aktivis lingkungan dan hak asasi manusia.
Temu sendiri menduduki peringkat teratas pengunduhan aplikasi di Amerika Serikat pada berbagai momen tahun ini. Diposisikan sebagai toko super mirip Amazon, Temu menjual aneka barang mulai dari kosmetik hingga peralatan rumah tangga dan elektronik. [ka/lt]
Forum