Tautan-tautan Akses

Teknologi Baru Bantu Pengungsi di Yunani


Para pengungsi di Pulau Chios, Yunani memanfaatkan informasi yang tersimpan di dalam kartu SD milik RefuComm. Kartu tersebut memiliki semua informasi mengenai proses wawancara untuk mendapatkan suaka bagi yang membutuhkan.
Para pengungsi di Pulau Chios, Yunani memanfaatkan informasi yang tersimpan di dalam kartu SD milik RefuComm. Kartu tersebut memiliki semua informasi mengenai proses wawancara untuk mendapatkan suaka bagi yang membutuhkan.

Terjebak di Pulau Chios di Yunani dengan koneksi internet yang buruk dan pulsa yang menipis, seperti banyak pengungsi lainnya, Abrar Hassan tidak menyadari bahwa dunia teknologi ada di sekitar untuk membantunya.

Lebih penting lagi, ia tidak menyadari hak-haknya dan bagaimana sebaiknya mempersiapkan wawancara-wawancara seputar suaka yang akan menentukan apakah pria beumur 19 tahun yang lari dari pertikaian keluarga yang berakibat pembunuhan di Pakistan ini, punya masa depan di Eropa.

Telah ada ledakan aplikasi perangkat lunak digital, hackathons dan situs-situs sejak krisis pengungsi merembes memasuki kesadaran publik dunia Barat. Dunia teknologi menawarkan berbagai solusi untuk masalah-masalah yang dihadapi Hassan seperti melayari lautan atau mencari pekerjaan.

Sejalan dengan waktu, solusi-solusi tersebut memiliki batasan saat diterapkan dengan pengetahuan yang minim di lapangan. Namun beberapa teknologi bisa menjelaskan.

Tak ada internet, tak masalah

Ratusan kartu memori mikro SD yang bisa digunakan di ponsel telah dibagikan di Chios. Kartu memori tersebut penuh dengan informasi untuk membantu pengungsi dengan informasi penting seputar proses suaka seperti hak untuk mengganti penterjemah yang tidak memadai selama proses wawancara suaka.

Informasi yang tersimpan dalam kartu mikro SD yang tidak memerlukan koneksi internet.Sharon Silvey dari RefuComm berpendapat terlalu banyak respon berbasis teknologi yang didesain jauh dari kebutuhan orang-orang yang harus mereka bantu.
Informasi yang tersimpan dalam kartu mikro SD yang tidak memerlukan koneksi internet.Sharon Silvey dari RefuComm berpendapat terlalu banyak respon berbasis teknologi yang didesain jauh dari kebutuhan orang-orang yang harus mereka bantu.

"Ketika saya datang, saya sama sekali tidak mengetahui sistem suaka di Yunani," kata Hassan, yang lolos wawancara suaka dan menetap di pulau tersebut. Ia membantu membagikan kartu SD ke lebih banyak pengungsi.

"Ini pertama kalinya semua dipaparkan dengan jelas."​

Dengan kartu micro SD, para pengguna tidak memerlukan koneksi internet untuk mengakses informasi bantuan dalam bentuk teks, audio dan visual yang tersedia dalam bahasa Arab, Farsi dan Urdu.

Kartu mikro SD yang dibagikan di Pulau Chios. Sekarang ada sekitar 780 kartu mikro SD beredar.
Kartu mikro SD yang dibagikan di Pulau Chios. Sekarang ada sekitar 780 kartu mikro SD beredar.

​Ini adalah gagasan Sharon Silvey, pendiri RefuComm, kelompok relawan yang bekerja dengan para pengungsi.

Silvey mengatakan banyak produk teknologi yang didesain tanpa menyadari pemakai yang mereka sasar.

"Saya sudah bertemu dengan ribuan pengungsi dan saya belum menemukan satu pun yang mengatakan bahwa mereka butuh sebuah aplikasi - sesederhana itu. Saya tidak yakin bila para pengungsi juga terlibat (dalam pengembangannya)," kata Silvey.

Terjebak dalam silo

Meghan Benton, analis kebijakan senior dari Migration Policy Institute mengatakan beberapa teknologi telah terbukti berhasil, namun agar teknologi memiliki dampak pada upaya membantu para pengungsi, harus menjadi "sebuah koneksi ke layanan-layanan aliran utama -- ketimbang sebuah dunia paralel yang melayani kantong-kantong kecil dan kemungkinan mati dari satu minggu ke minggu berikutnya."

Bukan solusi yang sederhana.

Para pengungsi di Vial pusat di Pulau Chios di Yunani. Ribuan pengungsi masih terdampar di pulau-pulau Yunani dekat Turki karena tidak mampu menjangkau pulau utama Yunani dan menghadapi ancaman deportasi.
Para pengungsi di Vial pusat di Pulau Chios di Yunani. Ribuan pengungsi masih terdampar di pulau-pulau Yunani dekat Turki karena tidak mampu menjangkau pulau utama Yunani dan menghadapi ancaman deportasi.

Keberadaan pengungsi yang selalu berubah di Eropa juga menghadirkan masalah-masalah tersendiri. Misalnya, badan pengungsi PBB mengatakan kepada VOA, saat para pengungsi pindah dari kamp ke lingkungan perkotaan, menyediakan layanan internet menjadi lebih sulit.

Di sisi lain, lambatnya adaptasi banyak negara Eropa untuk memanfaatkan semangat dan bakat teknologi ini, seperti misalnya metode pendanaan yang birokratis dan lamban, bisa dipengaruhi oleh politik-politik krisis pengungsi dalam berbagai tingkat. ​

Jauh dari Jangkauan

Ribuan pengungsi masih berada di pulau-pulau dan menghadapi deportasi sampai mendapat giliran wawancara suaka.

Seorang anak di Vial pusat di Pulau Chios, Yunani. Kondisi di kamp-kamp telah memunculkan protes pada masa lalu.
Seorang anak di Vial pusat di Pulau Chios, Yunani. Kondisi di kamp-kamp telah memunculkan protes pada masa lalu.

Untuk proses suaka, otorita Yunani sering dilihat sebagai halangan terhadap perlakuan yang adil untuk para pengungsi ketimbang mitra yang bisa diajak kerjasama, kata Silvey dari RefuComm.

Bagi perempuan ini, ide untuk mengintegrasikan layanannya masih sebuah impian yang jauh dari jangkauan.

Walaupun begitu, Silvey mengatakan ia tidak akan patah arang dan sekarang mulai berburu dana untuk mewujudkan gagasannya lebih lanjut. Ia hendak meluncurkannya di Italia.​

Dengan tim yang beranggotakan sebagian besar para pengungsi yang bekerja sebagai relawan, RefuComm tidak kekurangan kontak dengan para penerima manfaat, salah satu masalah yang dihadapi solusi-solusi teknologi lainnya.

"Para millenials menciptakan solusi-solusi teknologi canggih dan lalu, ada seorang nenek menciptakan solusi teknologi sederhana yang berhasil," kata Silvey, yang berumur 56 tahun. [fw/au]

XS
SM
MD
LG