Tautan-tautan Akses

Dokter AS Kembangkan Teknik untuk Identifikasi Plak Penyebab Serangan Jantung


Seorang peneliti di AS menunjukkan plak berbahaya yang menumpuk dalam pembuluh darah.
Seorang peneliti di AS menunjukkan plak berbahaya yang menumpuk dalam pembuluh darah.

Para peneliti sudah mengembangkan teknik baru untuk mengidentifikasi plak berbahaya yang menumpuk dalam pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Para dokter tahu jika seseorang beresiko terkena serangan jantung. Kebiasaan merokok, obesitas, sejarah keluarga, kolesterol tinggi, umumnya dianggap sebagai faktor resiko yang penting.

Farouc Jaffer, peneliti pada Universitas Harvard, mengatakan, "Sekarang alat prediksi kita tidak cukup baik untuk memahami siapa yang berisiko mengembangkan serangan jantung akut, yang membuat mereka bisa mati mendadak dan juga mengalami komplikasi jantung di kemudian hari seperti gagal jantung."

Jaffer berpendapat alat yang lebih baik dibutuhkan untuk mengidentifikasi plak khusus yang mengancam jantung.

Plak terdiri dari lemak, kolesterol dan materi lain. Jika plak bertimbun di dinding urat nadi, maka pembuluh darah dapat menyempit. Jika plak itu pecah, terbentuk gumpalan darah. Jika mengalir ke jantung, gumpalan itu dapat menyebabkan serangan jantung yang mematikan. Dengan menggunakan teknologi sekarang, dokter dapat mengetahui kapan itu mungkin terjadi.

Jaffer dan koleganya menguji cara baru untuk mengidentifikasi plak sebelum menjadi masalah. Dalam uji coba dengan hewan, mereka menyuntikkan perwarna yang disebut indocyanine green atau ICG, ke dalam into pembuluh. ICG menarik kolesterol secara kimiawi, dan dapat dideteksi dengan sensor yang mengalir dalam pembuluh darah, melewati plak.

Lebih lanjut Jaffer mengatakan, "Apa yang kami dapati adalah semua ICG mulai meninggalkan darah dan malah mulai berkumpul di plak-plak tersebut. Segera setelah kami melintasi plak itu, kami melihat peningkatan sinyal yang mengisyaratkan ICG benar-benar mengendap di plak-plak tersebut."

Prosedur dengan ICG bersifat invasif dan berisiko, jadi mungkin hanya diberikan kepada orang yang berisiko tinggi terkena serangan jantung. Menurut Jaffer, teknologi diagnostik yang mengidentifikasi plak berbahaya tanpa gejala itu membuka jalan untuk mencegah agar plak tidak pecah. Misalnya, dokter dapat menyisipkan penyangga kecil dari logam yang disebut stent ke dalam pembuluh darah.

Tapi tidak semua plak perlu dipasang stent, kata Jaffer, karena 95 sampai 98 diantaranya tidak akan menyebabkan serangan jantung.

Badan pengawas pemerintah harus setuju sebelum prosedur ini dapat dicoba kepada manusia. Farouc Jaffer mengemukakan bahwa pewarna ICG sudah digunakan sejak tahun 50-an untuk tujuan lain, sehingga dapat mempercepat ijin.

XS
SM
MD
LG