Tautan-tautan Akses

Tanggapi Serangan Rusia, Ukraina Minta Bantuan Sistem Pertahanan Udara 


Foto udara menunjukkan petugas penyelamat bekerja di lokasi serangan rudal di ibu kota Kyiv, Ukraina. Lima orang termasuk seorang gadis remaja terluka dalam serangan rudal Rusia hari Senin (25/3). (AFP)
Foto udara menunjukkan petugas penyelamat bekerja di lokasi serangan rudal di ibu kota Kyiv, Ukraina. Lima orang termasuk seorang gadis remaja terluka dalam serangan rudal Rusia hari Senin (25/3). (AFP)

Pada hari Senin (25/3), serangan udara Rusia menghantam Kyiv untuk ketiga kalinya dalam lima hari, menandai peningkatan intensitas pemboman udara oleh Moskow terhadap kota-kota Ukraina. Walikota Kyiv, Vitali Klitschko, melaporkan bahwa puing-puing dari rudal yang meledak telah merusak sebuah bangunan non-perumahan dan menimbulkan kerusakan pada jendela-jendela bangunan tempat tinggal di sekitarnya.

Setidaknya 10 orang dilaporkan terluka di seluruh kota. Sisi bangunan yang rusak, yang berfungsi sebagai gym dan ruang pameran di akademi seni, hancur menjadi puing-puing di sekitar area blok apartemen bertingkat tinggi. Murid-murid berlari untuk mencari perlindungan saat serangan terjadi, menurut pernyataan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba. Sementara itu, Duta Besar AS untuk Ukraina, Bridget Brink, melaporkan ledakan keras di ibu kota Ukraina.

"Dalam lima hari terakhir, Rusia telah meluncurkan ratusan rudal dan drone ke negara berdaulat," tulis Brink di platform media sosial. "Ukraina membutuhkan bantuan kita sekarang. Tidak ada waktu yang boleh terbuang percuma." Pada hari Senin (25/3), Angkatan Udara Ukraina mengumumkan bahwa mereka berhasil menembak jatuh dua rudal balistik yang ditembakkan dari Semenanjung Krimea, yang berjarak lebih dari 500 km (310 mil).

Pasca serangan pada hari Senin (25/3), Presiden Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan penghargaannya kepada tim penyelamat Layanan Darurat Negara Ukraina, kepolisian, pekerja utilitas, dan semua layanan lain yang turut terlibat dalam upaya penyelamatan dan pemulihan warga sipil.

Dia juga meminta kepada mitra-mitra Barat untuk menyediakan lebih banyak sistem pertahanan udara guna melindungi diri dari serangan tanpa henti Rusia. "Kami menegaskan kembali bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak sistem pertahanan udara, yang akan memberikan perlindungan bagi kota-kota kami dan menyelamatkan nyawa. Kita semua yang menghormati dan melindungi kehidupan harus mengakhiri teror ini," tulis Zelenskyy dalam unggahan di platform media sosial X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Pengeboman Kyiv terjadi tiga hari setelah serangan teroris di gedung konser di luar Moskow yang menewaskan lebih dari 130 orang. Presiden Rusia Vladimir

Putin telah mencoba menghubungkan serangan di Crocus Concert Hall dengan Ukraina, meskipun afiliasi kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab dan Ukraina membantah terlibat dalam serangan itu.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, para pemimpin organisasi keagamaan Katolik di Amerika mengecam serangan Rusia terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil dan menyebutnya sebagai “kejahatan perang.”

"Pada kesempatan ini, kami memohon kepada para pemimpin agama di Rusia, terutama Patriark Kirill dari Gereja Ortodoks Rusia, untuk berhenti mendukung invasi Rusia ke Ukraina. Kami mendesak Presiden Putin untuk menghentikan serangan teror yang menargetkan warga sipil yang tidak bersalah. Kami juga menyerukan kepada pemerintah dan otoritas sipil untuk menggunakan segala upaya yang tersedia guna melindungi Ukraina dan rakyatnya dari agresi yang brutal ini," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Menurut pidato video Zelenskyy pada hari Minggu, sejak Senin lalu (18/3), Rusia telah menggunakan hampir 190 rudal dari berbagai jenis, hampir 140 drone 'Shahed', dan hampir 700 bom udara berpemandu dalam serangan terhadap Ukraina. "Tidak ada satu minggu pun dalam lebih dari dua tahun perang ini di mana Rusia menahan diri dari tindakan teror," ucapnya.

Pada hari Jumat (22/3), Rusia melakukan serangan besar-besaran terhadap sektor energi Ukraina, mengklaim bahwa serangan itu merupakan pembalasan atas tindakan Ukraina baru-baru ini di wilayah Rusia. Tembakan yang berkelanjutan dari pihak Ukraina ke wilayah perbatasan Rusia di Belgorod telah memaksa Rusia untuk merencanakan evakuasi sekitar 9.000 anak-anak dari wilayah perbatasan tersebut, ungkap gubernur wilayah Vyacheslev Gladkov pada hari Selasa (19/3).

Gladkov menyatakan bahwa anak-anak tersebut akan dipindahkan lebih jauh ke timur Belgorod, menjauh dari perbatasan Ukraina. Pengumumannya dilakukan sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Kremlin berencana membentuk zona penyangga untuk melindungi wilayah perbatasan dari serangan jarak jauh Ukraina dan penyerangan lintas batas, setelah lebih dari dua tahun perang. [mm/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG