Tanah longsor yang melanda beberapa desa di Uganda timur menewaskan 15 orang dan menyebabkan lebih dari 100 orang hilang, kata polisi pada Kamis (28/11).
Negara Afrika Timur itu telah dilanda hujan lebat dalam beberapa hari terakhir, dan pemerintah setempat mengeluarkan peringatan bencana nasional setelah adanya laporan tentang banjir dan tanah longsor.
Tanah longsor pada Rabu (27/11) malam melanda desa Masugu di distrik Bulambuli timur, sekitar lima jam dari ibu kota, Kampala.
Gambar-gambar di media lokal menunjukkan hamparan tanah longsor yang luas menutupi lahan tersebut.
“Sebanyak 15 jenazah telah ditemukan,” kata polisi Uganda dalam sebuah pernyataan yang diunggah di platform X, seraya menambahkan bahwa 15 orang lainnya telah dibawa ke rumah sakit.
“Sayangnya, 113 orang masih hilang, tetapi upaya sedang dilakukan untuk menemukan mereka,” kata mereka.
Pernyataan itu menyebutkan lima desa, Masugu, Namachele, Natola, Namagugu, dan Tagalu, telah terdampak.
Perdana Menteri Robinah Nabbanja mengatakan kepada televisi NBS bahwa mereka “yakin” semua yang hilang diduga telah meninggal.
“Kami sedang berusaha menggali jenazah orang-orang yang hilang itu,” katanya.
Dia menambahkan bahwa sedikitnya 19 orang terluka, dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Komisaris distrik, Faheera Mpalanyi, mengatakan pada Kamis pagi bahwa enam jenazah, termasuk seorang bayi, telah ditemukan sejauh ini dari desa Masugu.
“Mengingat kehancuran dan luasnya wilayah yang terkena dampak dan dari apa yang diceritakan keluarga yang terkena dampak kepada kami, beberapa orang hilang dan mungkin terkubur di reruntuhan,” katanya.
Juru bicara Palang Merah Uganda, Irene Nakasiita mengunggah di X, bahwa 15 jenazah telah ditemukan, termasuk tujuh anak-anak. Sekitar 45 rumah telah “terkubur seluruhnya”, tambahnya.
Polisi mengatakan operasi penyelamatan terhambat oleh jalan yang tidak dapat dilalui, menghalangi ambulans dan kendaraan penyelamat untuk mencapai lokasi kejadian.
Sebuah video yang dirilis oleh Palang Merah Uganda menunjukkan sekelompok orang yang mati-matian menggali tanah sementara para perempuan tampak meratap belakangnya.
Sekitar 500 tentara telah dikerahkan untuk membantu penyelamatan tetapi hanya 120 yang berhasil mencapai desa-desa itu, kata Nabbanja. [ns/ab]
Forum