Taliban Afghanistan menyatakan siap untuk memulai perundingan penting guna mengakhiri perang bila semua tuntutan sahnya dipenuhi.
“Untuk mengakhiri perang, kami siap untuk memprakarsai perundingan penting dengan semua pihak terkait,” sebut pernyataan yang dikeluarkan sayap media kelompok pemberontak Islamis itu hari Kamis.
Kelompok itu menegaskan bahwa “pendudukan” Afghanistan yang dipimpin oleh Amerika harus diakhiri “dalam semua bentuknya, pemerintah Islam harus didirikan,” dan tidak boleh ada campur tangan asing dalam urusan dalam negeri Afghanistan.
“Kami percaya bahwa ketika rakyat Afghanistan merasa yakin, terkait diakhirinya pendudukan dan penarikan pasukan asing, maka semua masalah dapat diselesaikan dengan mudah melalui saling memahami dan dialog di dalam Afghanistan sendiri,” demikian isi pernyataan Taliban itu.
Tidak lama setelah menguasai sebentar kota Kunduz di bagian utara dua pekan silam, kelompok pemberontak itu juga mengritik rencana Amerika dan mitra-mitra NATO-nya yang kabarnya akan memperpanjang misi militer mereka di Afghanistan setelah tahun 2016.
“Emirat Islam (Taliban) meyakini bahwa solusi militer bukanlah jalan keluar bagi masalah Afghanistan. Berlanjutnya penindasan, pendudukan dan invasi bukanlah kepentingan siapapun. Perang dan penggunaan kekerasan akan menghasilkan penghancuran dan kekerasan terhadap rakyat Pakistan dan api perang akan membakar baik penindas maupun yang ditindas,“ lanjut Taliban.
Kelompok militan itu tidak merinci apakah ingin memulai kembali dialog perdamaian yang macet dengan pemerintah Afghanistan, yang dihentikan pada akhir Juli lalu sewaktu terungkap bahwa pemimpin tertinggi Taliban, Mullah Omar, meninggal dua tahun silam.
Taliban malah mengritik pemerintah persatuan Presisiden Ashraf Ghani karena meningkatkan kampanye dalam berupaya memperpanjang kehadiran militer di negara itu.
Taliban menegaskan bahwa tidak lama setelah “kemenangan Taliban” baru-baru ini medan tempur, pemerintah dukungan Amerika menghadapi masa depan yang tidak jelas dan telah ditinggalkan tanpa dukungan masyarakat. [uh]