Warga menggelar salat jenazah, hari Minggu (8/10), bagi para korban tewas akibat gempa bumi dahsyat yang mengguncang Provinsi Herat, Afghanistan.
Gempa hebat itu menewaskan 2.053 orang dan melukai lebih dari 9.000 lainnya, kata pejabat Taliban hari Minggu.
Jumlah korban jiwa tersebut belum dapat diverifikasi secara independen, namun jika benar, jumlahnya melampaui korban gempa bumi di Afghanistan timur pada Juni 2022, yang mengguncang wilayah pegunungan terjal, meratakan rumah-rumah yang terbuat dari batu dan bata lumpur, serta menewaskan sedikitnya 1.000 orang.
Juru Bicara Kementerian Kebencanaan Taliban Mullah Janan Sayeeq mengatakan, “Sayangnya, gempa bumi baru-baru ini sekali lagi telah membuat rakyat negara ini ketakutan. Masyarakat menyaksikan beberapa gempa bumi dahsyat kemarin, yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan kerugian finansial.”
Gempa berkekuatan 6,3 magnitudo yang terjadi hari Sabtu (7/10) itu melanda wilayah yang lebih padat penduduk, di dekat kota terbesar keempat di Afghanistan, Herat. Gempa susulan yang sama kuat terjadi setelahnya.
Lembaga Survei Geologi AS (USGS) mengatakan, pusat gempa berada di sekitar 40 kilometer barat laut Kota Herat. Gempa itu disusul tiga gempa lain yang sangat kuat, dengan kekuatan 6,3 M, 5,9 M dan 5,5 M, serta beberapa gempa susulan lain yang lebih kecil.
Gempa-gempa itu merupakan salah satu rangkaian gempa paling mematikan di dunia dalam setahun terakhir, ketika serangkaian gempa lain di Turki dan Suriah menewaskan sekitar 50.000 jiwa pada Februari lalu.
Kementerian kebencanaan Taliban mengatakan, 10 tim penyelamat dikerahkan ke area terdampak, yang berbatasan dengan Iran, untuk membantu operasi penyelamatan dan pemberian bantuan.
Hingga Minggu, orang-orang masih berusaha menggali reruntuhan dengan tangan kosong untuk mencari korban tewas dan luka. Mereka terjebak di bawah bangunan yang roboh, dengan wajah kelabu terkena debu.
Mirwais Khan, salah seorang korban selamat, menuturkan kepada AP, “Gempa ini sangat buruk dan melanda beberapa desa kami, serta ada banyak korban luka dan tewas. Intensitasnya juga kuat, dua atau tiga orang dari masing-masing keluarga telah mati syahid.”
Sebagai negara yang dikelilingi oleh pegunungan, Afghanistan memiliki sejarah gempa bumi yang kuat, yang sebagian besarnya terjadi di wilayah terjal Hindu Kush, yang berbatasan dengan Pakistan. [rd/jm]
Forum