Pemerintah Taliban telah membunuh tersangka otak di balik serangan bom bunuh diri di bandara Kabul ketika terjadi kekacauan sewaktu pasukan Amerika Serikat keluar dari Afghanistan pada 2021, demikian dilaporkan oleh media AS pada Selasa (25/4), mengutip pejabat-pejabat Amerika Serikat.
Bom meledak di antara kerumunan massa di perimeter bandara ketika mereka mencoba keluar dari Afghanistan pada 26 Agustus 2021. Ledakan itu menewaskan sekitar 170 warga Afghanistan dan 13 tentara Amerika Serikat yang mengamankan bandara.
Insiden tersebut adalah salah satu aksi pemboman paling mematikan yang terjadi di Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir, dan memicu gelombang kritik terhadap Presiden Joe Biden atas keputusannya menarik pasukan AS keluar dari negara itu hampir 20 tahun setelah invasi.
Pemimpin sel ISIS yang merencanakan serangan itu dibunuh oleh otoritas Taliban dalam beberapa pekan terakhir, kata seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat kepada media politik online, Politico, dengan syarat anonimitas.
Pejabat itu mengatakan bahwa AS tidak terlibat dalam operasi yang menarget anggota ISIS tersebut, dan tidak akan mengatakan kapan operasi tersebut terjadi atau mengidentifikasi tersangka anggota ISIS yang terbunuh, dengan alasan "sensitivas" masalah.
Namun, ia mengatakan, targetnya "adalah seseorang yang punya posisi utama, pengawas plot untuk IS-K," mengacu pada kelompok IS-Khorasan, cabang kelompok ISIS yang beroperasi di Afghanistan dan Pakistan.
Pejabat itu mengatakan intelijen Amerika Serikat sejauh ini telah berusaha untuk mengukuhkan pembunuhan itu, dan bahwa pemerintahan Biden menunda mengumumkannya sampai keluarga dari 13 tentara Amerika yang tewas dalam insiden pemboman itu dapat diberi tahu. [ka/rs]
Forum