Pemerintahan Taliban di Afghanistan pada Kamis (26/10) membebaskan seorang pegiat pendidikan yang dikenal secara nasional setelah hampir tujuh bulan dipenjara.
Matiullah Wesa, pendiri PenPath, sebuah jaringan pendukung pendidikan yang berpusat pada komunitas, ditangkap dengan todongan senjata di Kabul pada Maret, karena tuduhan “kegiatan mencurigakan.”
Rumahnya digerebek oleh otoritas de facto Afghanistan.
“Matiullah Wesa dibebaskan setelah menghabiskan 215 hari di penjara,” cuit PenPath yang dikonfirmasi melalui media sosial X.
Para pejabat Taliban tidak segera mengomentari pembebasan aktivis itu. Penangkapannya membuat marah komunitas internasional dan memicu seruan luas agar Taliban membebaskannya.
“Saya menyambut baik pembebasan Matiullah Wesa dan menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat bagi semua pembela hak asasi manusia #Afghanistan yang ditahan secara sewenang-wenang karena membela hak mereka sendiri dan hak asasi orang lain,” cuit Richard Bennett, pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang situasi HAM Afghanistan di X.
Amnesty International memuji pembebasan Wesa sebagai "kabar baik dari Afghanistan" dan mengatakan di X, bahwa ia "seharusnya tidak pernah dipenjara karena mendukung hak anak perempuan untuk pendidikan."
Setelah Taliban menutup sekolah bagi remaja putri sesudah kelas enam di Afghanistan tahun lalu, Wesa terus mengunjungi berbagai provinsi untuk menganjurkan pendidikan perempuan melalui organisasinya, sebelum ia ditangkap. [ps/lt]
Forum