Dua mantan pejabat intelijen AS mengecam Presiden Trump hari Minggu karena mengatakan bahwa dia yakin Presiden Rusia Vladimir Putin "merasa dia dan Rusia tidak mencampuri" pemilihan presiden AS pada 2016.
Mantan direktur CIA John Brennan, yang tampil di CNN dengan James Clapper, mantan direktur intelijen nasional, mengatakan indikasi awal Trump bahwa dia percaya pada Putin menunjukkan bahwa “Donald Trump dapat dipermainkan oleh pemimpin asing yang mau menyanjung egonya dan berusaha menggunakan keraguan dirinya, yang sangat mengkhawatirkan dari sudut pandang keamanan nasional. "
Clapper mengatakan Rusia menimbulkan ancaman nyata bagi AS, dan untuk mengatakan sebaliknya "menimbulkan bahaya bagi negara ini."
Trump hari Sabtu ditanyai apakah masalah campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016. muncul dalam percakapan dengan Putin di Vietnam di mana kedua pemimpin tersebut menghadiri KTT APEC. Trump menjawab, "Dia bilang dia tidak ikut campur, dia bilang dia tidak ikut campur. Saya bertanya lagi, harus berapa kali kita bertanya."
Trump selanjutnya mengatakan, "Semua itu dirancang oleh Demokrat" - mengecam mantan pemimpin intelijen Amerika Serikat, termasuk Brennan dan Clapper.
Namun Trump, yang berbicara di Hanoi pada sebuah konferensi pers dengan Presiden Vietnam Tran Dai Quang, mengatakan dia juga percaya bahwa informasi yang bertentangan yang dikumpulkan oleh badan intelijen AS mengindikasikan Rusia telah ikut campur dalam pemilihan presiden.
Trump menegaskan pendiriannya bahwa "mendapati Rusia dalam sikap ramah, bukan selalu bersengketa dengan mereka, adalah aset bagi dunia dan aset bagi negara kita, bukan penghalang."
Sebelumnya pada hari Minggu, di akun Twitter-nya, presiden tersebut menulis: "Apakah Media Berita Palsu ingat ketika Hillary Clinton yang curang, sebagai Menteri Luar Negeri, telah meminta Rusia untuk menjadi teman kita dengan tombol atur ulang yang salah eja. Obama juga mencoba, namun dia tidak punya sambung rasa dengan Putin."
Pada hari Sabtu, Trump mengatakan dalam KTT APEC di Vietnam dia "melakukan dua atau tiga percakapan singkat" dengan Presiden Rusia Putin, yang berpusat pada situasi di Suriah. [as]