Kementerian Pertahanan Taiwan, Sabtu (10/2), mengatakan pihaknya mendeteksi delapan balon China melintasi Selat Taiwan dalam 24 jam sebelumnya, dua di antaranya terbang melintasi pulau itu. Aktivitas tersebut menunjukkan peningkatan di awal perayaan Tahun Baru Imlek.
Taiwan, yang diklaim China sebagai wilayahnya meskipun ada penolakan keras dari pemerintah Taipei, mengeluh keberaan balon-balon tersebut sejak Desember. Mereka menyebutnya sebagai ancaman terhadap keselamatan penerbangan dan upaya perang psikologis.
Dalam laporan hariannya mengenai aktivitas militer CHina, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya melihat balon pertama pada Jumat (9/2) pagi dan yang terakhir pada sore hari.
Dua diantaranya melintasi bagian utara Taiwan, menurut peta yang disediakan oleh kementerian. Yang lainnya mendekati pantai sebelum menghilang, meskipun ada yang terbang melintasi laut di utara Taiwan.
Bulan lalu, Pemerintah China menampik keluhan Taiwan tersebut, dengan mengatakan bahwa balon-balon itu untuk keperluan meteorologi dan tidak boleh dibesar-besarkan karena alasan politik.
Pesawat-pesawat tempur China beroperasi setiap hari di Selat Taiwan dan sering melintasi garis tengah yang sebelumnya menjadi penghalang tidak resmi antara kedua belah pihak. China menyatakan tidak mengakui keberadaan garis tersebut.
Potensi China menggunakan balon sebagai alat spionase menjadi isu global pada Februari 2023 ketika Amerika Serikat menembak jatuh balon pengintai China. Beijing mengatakan balon itu adalah pesawat sipil yang tidak sengaja salah arah. [ah/ft]
Forum