TAIPEI —
Taiwan terus mengupayakan pengakuan diplomatik selagi saingan utamanya, Tiongkok menjadi semakin berpengaruh. Para pejabat di Taipei mengatakan telah berhasil meraih pencapaian besar melalui penandatanganan perjanjian dengan Indonesia untuk mengembangkan Pulau Morotai. Perusahaan-perusahaan Taiwan dijadwalkan akan membangun bandara, pelabuhan, dan infrastruktur lain untuk membuat Morotai sebagai pusat turisme dan perikanan.
Kesepakatan pertama yang dicapai Taiwan untuk menggunakan pulau yang jarang penduduknya itu sesuai dengan misinya untuk menjadi negara yang punya kekuatan ekonomi dan citra kemanusiaan yang kuat. Negara itu bersaing dengan Tiongkok untuk mendapat pengakuan.
Tiongkok telah menggunakan kekuatan ekonominya yang jauh lebih besar dan punya lebih dari 170 misi diplomatik dibandingkan dengan Taiwan yang hanya diakui oleh 23 negara.
Andrew Huang, guru besar kajian strategis pada Universitas Tamkang di Taiwan, mengatakan kesepakatan itu memberi Taiwan kesempatan untuk menunjukkan pengalamannya di bidang pembangunan.
“Jika Taiwan bisa memperluas pengalamannya di bidang perdaganagan dan pembangunan industri dan berbagi pengalaman dengan negara-negara tetangganya, khususnya Indonesia, itu akan memperluas pengalaman Taiwan. Jadi, secara keseluruhan itu merupakan kesepakatan yang saling menguntungkan dan perkembangan yang positif,” papar Andrew Huang.
Para pejabat Indonesia ingin mengembangkan daerah industri pulau-pulau terpencil bagian timur. Jadi, dua setengah tahun lalau seorang petinggi dari Jakarta mendekati Taiwan dengan rencana untuk mengembangkan Morotai dan mendapat tanggapan positif. Kedua pihak direncanakan akan membentuk komite pelaksana bulan depan untuk mulai membahas rincian rencana.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Steve Hsia menyebut kesepakatan Morotai merupakan kesempatan untuk menunjukkan sisi terbaik Taiwan kepada Asia Tenggara.
Ia mengatakan negara-negara lain tertarik, tetapi Indonesia khususnya ingin bekerja sama dengan Taiwan. Ia menambahkan, Indonesia mungkin mengetahui teknologi khusus yang dikuasai Taiwan dalam bidang perikanan dan turisme. Hsia mengatakan Taiwan melihat banyak kesempatan bismis di Asia tenggara dan berharap para investornya bisa merebut lebih banyak kesempatan itu, memperluas kehadiran Taiwan di kawasan itu. Ia menyebut kesepakatan model Morotai sebagai kasus yang sangat khusus.
Perdagangan antara Indonesia dengan Taiwan berjumlah 10,8 miliar dolar tahun 2011, sedikit di bawah Tiongkok dan Jepang. Indonesia mendapat keuntungan ekonomi dari kesepakatan Morotai, sama seperti halnya ketika membentuk zona ekonomi dengan Singapura pada dekade 1990-an di Pulau Batam.
Para pejabat Taiwan mengatakan Morotai bisa menjadi zona ekonomi khusus bagi Taiwan. Wakil Taiwan untuk Indonesia, Andrew Hsia, mengatakan orang akan pindah dari mana-mana di Indonesia ke pulau yang hanya berpenduduk 50.000 orang itu untuk bekerja di bidang perikanan, eko-turisme dan infrastruktur.
Tiongkok juga berusaha memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara. Sepuluh tahun lalu, Tiongkok membentuk wilayah perdaganagn bebas dengan ASEAN.
Kesepakatan pertama yang dicapai Taiwan untuk menggunakan pulau yang jarang penduduknya itu sesuai dengan misinya untuk menjadi negara yang punya kekuatan ekonomi dan citra kemanusiaan yang kuat. Negara itu bersaing dengan Tiongkok untuk mendapat pengakuan.
Tiongkok telah menggunakan kekuatan ekonominya yang jauh lebih besar dan punya lebih dari 170 misi diplomatik dibandingkan dengan Taiwan yang hanya diakui oleh 23 negara.
Andrew Huang, guru besar kajian strategis pada Universitas Tamkang di Taiwan, mengatakan kesepakatan itu memberi Taiwan kesempatan untuk menunjukkan pengalamannya di bidang pembangunan.
“Jika Taiwan bisa memperluas pengalamannya di bidang perdaganagan dan pembangunan industri dan berbagi pengalaman dengan negara-negara tetangganya, khususnya Indonesia, itu akan memperluas pengalaman Taiwan. Jadi, secara keseluruhan itu merupakan kesepakatan yang saling menguntungkan dan perkembangan yang positif,” papar Andrew Huang.
Para pejabat Indonesia ingin mengembangkan daerah industri pulau-pulau terpencil bagian timur. Jadi, dua setengah tahun lalau seorang petinggi dari Jakarta mendekati Taiwan dengan rencana untuk mengembangkan Morotai dan mendapat tanggapan positif. Kedua pihak direncanakan akan membentuk komite pelaksana bulan depan untuk mulai membahas rincian rencana.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Steve Hsia menyebut kesepakatan Morotai merupakan kesempatan untuk menunjukkan sisi terbaik Taiwan kepada Asia Tenggara.
Ia mengatakan negara-negara lain tertarik, tetapi Indonesia khususnya ingin bekerja sama dengan Taiwan. Ia menambahkan, Indonesia mungkin mengetahui teknologi khusus yang dikuasai Taiwan dalam bidang perikanan dan turisme. Hsia mengatakan Taiwan melihat banyak kesempatan bismis di Asia tenggara dan berharap para investornya bisa merebut lebih banyak kesempatan itu, memperluas kehadiran Taiwan di kawasan itu. Ia menyebut kesepakatan model Morotai sebagai kasus yang sangat khusus.
Perdagangan antara Indonesia dengan Taiwan berjumlah 10,8 miliar dolar tahun 2011, sedikit di bawah Tiongkok dan Jepang. Indonesia mendapat keuntungan ekonomi dari kesepakatan Morotai, sama seperti halnya ketika membentuk zona ekonomi dengan Singapura pada dekade 1990-an di Pulau Batam.
Para pejabat Taiwan mengatakan Morotai bisa menjadi zona ekonomi khusus bagi Taiwan. Wakil Taiwan untuk Indonesia, Andrew Hsia, mengatakan orang akan pindah dari mana-mana di Indonesia ke pulau yang hanya berpenduduk 50.000 orang itu untuk bekerja di bidang perikanan, eko-turisme dan infrastruktur.
Tiongkok juga berusaha memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara. Sepuluh tahun lalu, Tiongkok membentuk wilayah perdaganagn bebas dengan ASEAN.