Taiwan yang terisolasi secara diplomatis berharap dapat meningkatkan kerjasama militer dan kunjungan pejabat tinggi lebih banyak dari Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump setelah dia dilantik sebagai presiden Amerika Serikat, Jumat (20/1), meskipun kedua belah pihak kemungkinan besar melanjutkan hubungan dengan lebih berhati-hati untuk menghindari kemarahan China.
Trump mengatakan dalam komentar minggu lalu bahwa dia terbuka untuk meninjau kembali kebijakan yang melarang Amerika Serikat melihat Taiwan sebagai negara sendiri. China, yang mengklaim kedaulatan atas Taiwan, menanggapi dengan kemarahan, termasuk meminta delegasi tidak resmi Taiwan agar tidak menghadiri upacara pelantikan Trump.
Analis di Taipei dan Amerika Serikat menduga pemerintahan Trump akan bekerjasama dengan China mengenai istilah politik kebijakan "satu China" terkait Taiwan.
Tetapi pada saat yang sama Trump akan membangun hubungan informal yang kuat dengan Taiwan yang sudah dilakukan sejak tahun 1970-an, terutama jika membantu bisnis. Washington memutuskan hubungan resmi dengan Taiwan pada tahun 1979, memilih hubungan dengan China yang lebih besar dan tumbuh lebih cepat.
Peningkatan hubungan informal itu mungkin akan menambah penjualan senjata, pertukaran militer dan kunjungan pejabat senior ke Taiwan, kata para ahli. [as/ab]