Tindakan keamanan ditingkatkan di lapangan Tiananmen di Beijing hari Selasa (4/6), sementara pemerintah China berusaha membungkam tiap usaha peringatan pembantaian massal dalam aksi protes massal 30-tahun lalu.
Ratusan, atau mungkin ribuan orang tewas terbunuh ketika tentara China yang dibantu tank-tank menyerbu lapangan Tian an Men tanggal 4 Juni tahun 1989, untuk mengakhiri demonstrasi mahasiswa dan pekerja yang telah berlangsung dua bulan untuk menuntut demokrasi dan diakhirinya korupsi.
Seperti peringatan pada tahun-tahun sebelumnya, Partai Komunis China yang berkuasa telah berusaha keras untuk menghapus kenangan tentang demonstrasi itu. Pemerintah melarang acara apapun untuk memperingatinya, menyensor atau menghapus semua postingan dalam jaringan internet dan menangkap para aktivis, pengacara dan wartawan, ketika hari peringatan mendekat.
Pernyataan yang dirilis oleh menteri LN Amerika Mike Pompeo mendukung para demonstran mahasiswa sebagai “pahlawan rakyat China” telah memicu protes keras dari kedutaan China di Washington.Pompeo mengatakan, Amerika berharap masuknya China ke dalam sistem internasional akan menjurus pada terciptanya masyarakat yang lebih terbuka dan toleran. “Tapi harapan-harapan itu kini telah hilang,” kata Menlu Pompeo. (ii)