Kliping koran, buku, dan cerita-cerita langsung dari orang-orang yang mengaku bahwa mereka pernah mengunjungi planet lain tersimpan di perpustakaan raksasa fenomena paranormal di Swedia, yang menarik perhatian orang-orang yang penasaran dan para peneliti di seluruh dunia.
Archives for the Unexplained (AFU)—nama perpustakaan dan asosiasi yang telah mengumpulkan dokumentasi tersebut selama lebih dari 50 tahun—mengklaim diri mereka sebagai perpustakaan fenomena paranormal terbesar di dunia.
“Ada beberapa negara yang memiliki perpustakaan dan arsip (seputar fenomena paranormal), tetapi kami adalah satu-satunya yang (koleksinya) mencakup seluruh dunia. Jadi, ini adalah arsip internasional terbesar di dunia. Panjang rak-raknya 4,2 kilometer, dan mungkin ada sekitar 60.000 buku dengan topik beragam,” papar Clas Svahn, Wakil Kepala AFU.
Clas Svahn, 65 tahun, bersama Anders Liljegren, 73 tahun, mengelola perpustakaan itu. Mereka mengatakan, mereka bukanlah penganut takhayul atau pemeluk agama tertentu, tetapi “peneliti yang penasaran tentang hal-hal yang belum diketahui”.
Sebagian besar isi AFU adalah buku-buku, dan juga dokumen-dokumen asli. Salah satunya adalah cerita langsung seputar aktivitas paranormal yang direkam di kaset, dan foto-foto hantu.
Arsip AFU juga berisi sejumlah materi mengejutkan, termasuk anekdot tentang penulis dan politisi Prancis, Victor Hugo, yang tidak banyak diketahui orang. Saat ini, anekdot tersebut dipamerkan di museum seni Norrkoping.
Dalam catatan yang ia tulis selama diasingkan di Pulau Jersey, Inggris, pada tahun 1852-1855, Hugo menggambarkan bagaimana ia bertemu putrinya yang telah meninggal.
Tulisan-tulisan Hugo berkontribusi terhadap lahirnya agama baru, Cao Dai, yang saat ini dipraktikkan jutaan pengikutnya di Vietnam, jelas kurator pameran Magnus Bartas.
Perpustakaan itu menerima sekitar 300 kunjungan setiap tahunnya, tetapi harus dengan janji temu dahulu. Arsip-arsipnya kini tengah dalam proses digitalisasi dan sudah banyak dokumen yang dapat ditelusuri melalui komputer perpustakaan.
Salah satu pengunjungnya adalah Greg Eghigian, seorang dosen sejarah dan bioetika di Pennsylvania State University di Amerika Serikat, yang mengunjungi AFU untuk meneliti sebuah buku tentang sejarah UFO (Unidentified Flying Objects) alias benda terbang tak dikenal).
“Saya telah bekerja di berbagai tempat penyimpanan arsip di Eropa, AS dan Inggris. Pengalaman saya di AFU menjadi pengalaman yang paling menarik dan paling produktif," ujarnya.
Pengunjung lainnya, Ida Idaida, seniman asal Swedia, menghabiskan waktu satu bulan untuk melakukan penelitian di AFU, demi membuat patung kayu raksasa.
Ia mencari inspirasi dari pengalaman para penyihir di buku-buku yang informasinya disepelekan sepanjang sejarah, katanya.
“Buku ini berbicara tentang pengalaman yang orang-orang alami, yang dianggap tidak nyata. Dan saya pikir, saat berbicara tentang kerasukan dan ritual pengusiran setan, serta perburuan penyihir, dan bagaimana kita memperlakukan perempuan sepanjang sejarah, pendapat kita sering kali dianggap tidak masuk akal dan tidak nyata,” terangnya.
Menurut Magnus Bartas, perpustakaan itu bisa menjadi “rumah” bagi orang-orang yang pengalaman dan kisahnya diremehkan masyarakat.
“Arsip tersebut menandakan ada sesuatu yang tidak dapat dijelaskan. Itu artinya kita tidak boleh menyangkalnya. Kita harus menelusurinya. Kita harus terbuka,” pungkasnya. [br/jm]
Forum