Tautan-tautan Akses

Sutradara "Black Panther" Tak akan Boikot Georgia untuk Sekuel Superhero


Sutradara Ryan Coogler saat mempromosikan film "Black Panther" di Beverly Hills, California, 30 Januari 2018. (Foto: Reuters)
Sutradara Ryan Coogler saat mempromosikan film "Black Panther" di Beverly Hills, California, 30 Januari 2018. (Foto: Reuters)

Sutradara film "Black Panther", Ryan Coogler, mengatakan pada Jumat (16/4) bahwa dia akan syuting sekuel film superhero popular itu di Georgia sesuai rencana, meskipun dia menentang pembatasan hak-hak memberi suara di negara bagian itu. Pembatasan itu telah mendorong beberapa orang untuk menyerukan boikot.

Coogler mengatakan dalam kolom tamu situs Hollywood, Deadline.com, membatalkan rencana syuting sekuel film itu di Georgia akan merugikan kehidupan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan film tersebut.

"Untuk alasan itu saya tidak akan terlibat dalam boikot Georgia," tulis Coogler, seperti dikutip oleh Reuters. "Film kami akan tetao di Georgia. Selain itu, saya telah membuat komitmen pribadi untuk meningkatkan kesadaran tentang cara membantu membatalkan rancangan undang-undang (RUU) yang merugikan ini."

"Black Panther" adalah film superhero pertama yang dibintangi orang kulit hitam, meraup pendapatan box office global lebih dari $1,3 miliar. Film produksi Walt Disney Company yang dibintangi mendiang Chadwick Boseman adalah film dengan pendapatan kotor tertinggi di Amerika Utara pada 2018.

Coogler mengumumkan keputusannya dua hari setelah lebih dari 100 perusahaan dan bintang-bintang Hollywood, termasuk George Clooney dan sutradara J.J. Abrams, menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap pembatasan suara di Georgia dan negara bagian lainnya.

Kelompok hak-hak sipil dan lainnya mengatakan tindakan tersebut secara tidak adil menargetkan kelompok kulit hitam dan etnis-etnis lainnya.

Aktor Will Smith dan sutradara Antoine Fuqua mengatakan minggu ini mereka akan memindahkan produksi film thriller mengenai budak "Emancipation" dari Georgia, yang telah menjadi pusat produksi utama untuk Hollywood.

Coogler pada Jumat (16/4) menulis bahwa dia "sangat kecewa" dengan pengesahan RUU di Georgia pada Maret lalu, tetapi telah memutuskan untuk mendidik dirinya sendiri sebelum membuat keputusan tentang pembuatan film sekuelnya di sana.

"Setelah berbicara dengan aktivis hak-hak pemungutan suara di negara bagian, saya jadi memahami bahwa banyak orang yang dipekerjakan oleh film saya, termasuk semua vendor lokal dan bisnis yang terlibat, adalah orang yang sama yang akan menanggung beban SB202, katanya, mengacu pada nama RUU itu. [na/ft]

XS
SM
MD
LG