Tautan-tautan Akses

Survei: 1 dari 2 Orang di Dunia Kehilangan Penghasilan karena COVID


Seorang pekerja yang mengenakan pelindung wajah dan masker pelindung membersihkan meja di sebuah restoran, saat Jakarta memulai periode "transisi" selama dua minggu dari pelonggaran pembatasan di tengah COVID-19, 12 Oktober 2020. (Photo: REUTERS/Ajeng Din
Seorang pekerja yang mengenakan pelindung wajah dan masker pelindung membersihkan meja di sebuah restoran, saat Jakarta memulai periode "transisi" selama dua minggu dari pelonggaran pembatasan di tengah COVID-19, 12 Oktober 2020. (Photo: REUTERS/Ajeng Din

Satu dari dua orang di seluruh dunia mengalami penurunan penghasilan karena virus corona. Hasil studi yang dirilis pada Senin (3/5) menunjukkan orang-orang di negara berpenghasilan rendah adalah kelompok yang paling terpukul karena kehilangan pekerjaan atau pemotongan jam kerja mereka.

Perusahaan jajak pendapat yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Gallup, yang mensurvei 300 ribu orang di 117 negara, menemukan bahwa setengah dari mereka yang memiliki pekerjaan, penghasilannya berkurang karena gangguan-gangguan akibat pandemi COVID-19. Artinya, ada 1,6 miliar orang dewasa di dunia yang terdampak.

"Di seluruh dunia, persentase ini berkisar dari yang tertinggi 76 persen di Thailand hingga yang terendah 10 persen di Swiss," kata para peneliti dalam sebuah pernyataan.

Di Bolivia, Myanmar, Kenya, Uganda, Indonesia, Honduras dan Ekuador, lebih dari 70 persen orang yang disurvei mengatakan bahwa mereka mendapat penghasilan lebih sedikit daripada sebelum krisis kesehatan global. Di AS angka ini turun menjadi 34 persen.

Krisis COVID-19 telah melanda pekerja di seluruh dunia, terutama perempuan, yang mendominasi sektor-sektor rentan dengan gaji rendah seperti ritel, pariwisata, dan layanan makanan.

Sebuah studi oleh badan amal internasional Oxfam pada Kamis (29/4) mengatakan pandemi telah mengakibat para perempuan di seluruh dunia kehilangan pendapatan sebesar $800 miliar.

Jajak pendapat Gallup menemukan bahwa lebih dari setengah dari mereka yang disurvei di seluruh dunia, mengatakan mereka untuk sementara berhenti bekerja di pekerjaan atau bisnis mereka. Itu artinya ada 1,7 miliar orang dewasa di seluruh dunia.

Di 57 negara termasuk India, Zimbabwe, Filipina, Kenya, Bangladesh, El Salvador, lebih dari 65 persen responden mengatakan mereka berhenti bekerja untuk sementara waktu. [ah/au/ft]

XS
SM
MD
LG