Indonesia dan India berencana membahas penguatan kerja sama di bidang pertahanan, termasuk kemungkinan pembelian rudal jelajah supersonik hasil kerja sama Rusia-India oleh Indonesia dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke New Delhi pada pekan ini.
Rencana pembelian rudal itu diungkap oleh sejumlah sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.
Pemerintah sudah lama berdiskusi dengan BrahMos Aerospace, perusahaan patungan India dan Rusia, untuk membeli rudal jarak menengah untuk pertahanan pantai serta varian yang dapat dipasang di kapal perang.
BrahMos mengungkapkan kepada Reuters pada 2023 bahwa pihaknya tengah dalam tahap diskusi lanjutan dengan Jakarta terkait kesepakatan senilai $200 juta hingga $350 juta. Namun, menurut dua sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut, kesepakatan itu belum final dan diskusi masih berlangsung.
Presiden Prabowo Subianto tiba di New Delhi pada Kamis dan dijadwalkan menghadiri perayaan Hari Republik pada Minggu (26/1). Sebelum keberangkatan, ia menyampaikan bahwa kunjungannya akan berfokus pada penguatan kerja sama di bidang keamanan, maritim, dan teknologi digital
Juru bicara Kementerian Pertahanan India menyatakan tidak memiliki informasi terkait pembicaraan tersebut. Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri India, dan BrahMos Aerospace belum memberikan tanggapan.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam pernyataan yang diunggah di platform X pada 16 Desember mengatakan bahwa "kolaborasi dalam teknologi canggih, seperti BrahMos," menjadi salah satu poin utama dalam diskusinya dengan Kepala Angkatan Laut India yang tengah berkunjung.
Calon pembeli dari Asia Tenggara dan Timur Tengah telah menyatakan minat terhadap rudal BrahMos. Perusahaan ini berhasil meraih kesepakatan dengan Filipina pada 2022, yang menandai kesepakatan internasional pertamanya.
India merupakan importir senjata terbesar di dunia. Delhi alam beberapa tahun terakhir juga berupaya menjual senjata dan perangkat keras militer yang diproduksi di dalam negeri ke pasar internasional.
BrahMos telah menjadi elemen kunci dalam diplomasi pertahanan India sejak 2020, menurut para analis. Hal ini terjadi setelah hubungan dengan Beijing memburuk, menyusul bentrokan berdarah di perbatasan yang menewaskan 20 tentara India dan empat tentara China.
Sebagian besar negara di Asia Tenggara telah meningkatkan anggaran pertahanannya dalam beberapa tahun terakhir. Langkah tersebut diambil sebagai respons terhadap semakin intensifnya kehadiran maritim China di Laut China Selatan dan wilayah sekitarnya. [ah/ft]
Forum