Suatu hari di sekolah pra-TK, The Children's House, sejumlah balita membaca doa sebelum makan siang dengan bahasa suku mereka, yang sebelumnya tidak pernah terdengar selama 170 tahun.
Semua pelajaran disini disampaikan hanya dalam bahasa Wampanoag.
Suku tersebut memulai upaya untuk menghidupkan kembali bahasa itu lebih dari dua dasawarsa lalu. Sekolah pembauran itu kini memasuki tahun kedua.
Tia Pocknett adalah guru pra-TK tersebut.
“Saya melihat ada kemajuan. Ada beberapa anak yang tadinya belum bisa berbicara, kemudian mengucap kata pertama mereka dalam bahasa Wampanoag, rasanya luar biasa," kata Tia Pocknet.
Anak-anak yang belajar disini, lantas mengajarkan bahasa tersebut kepada orangtua mereka. Seperti yang dilakukan Meeqanees Thomas.
“Saya mengajarkan ibu saya, ayah saya, kedua nenek saya, kakek saya dan saudara perempuan saya,” kata Meeqanees Thomas.
Sebuah mimpi menginspirasi Jessie Baird, yang dijuluki "Little Doe," untuk mulai mempelajari bahasa Wampanoag pada awal 1990an. Dia mengembangkan sebuah kamus dan panduan tata bahasa berdasarkan dokumen-dokumen bersejarah yang ditulis dalam bahasa Wampanoag.”
"Wampanoag adalah bahasa pertama… bahasa Indian Amerika pertama yang menggunakan alfabet untuk menulis. Dan Alkitab Versi Raja James pertama dicetak dalam bahasa Wampanoag pada 1663 di sebuah pusat percetakan di Cambridge yang kini menjadi Universitas Harvard,” kata Baird menjelaskan.
Kini, sebagian besar dari lebih dari 550 suku di AS telah melakukan upaya pelestarian bahasa. Tapi Mashpee Wampanoag adalah satu dari sedikit suku yang berupaya menghidupkan kembali bahasa mereka setelah ratusan tahun lamanya. [vm/jm]